- Andri Prasetiyo
Covid-19 Melandai, Sleman Waspadai Gelombang Ketiga
Sleman, DIY - Kasus penularan Covid-19 di Kabupaten Sleman, Yogyakarta mulai melandai. Data Satgas Covid-19 pada hari Selasa (12/10) hanya ada 10 kasus konfirmasi baru dalam satu hari. Namun meski mulai turun, Dinas Kesehatan Sleman meminta masyarakat mewaspadai gelombang ketiga.
Penurunan angka positif Covid-19 juga ditandai dengan berkurangnya pasien di sejumlah rumah sakit rujukan. Tingkat keterisian tempat tidur (BOR) bahkan menurun drastis dibanding pekan lalu.
"Untuk BOR isolasi Covid-19 yang non-kritikal saat ini 10,6 persen, sedangkan BOR untuk ICU Covid-19 terjadi penurunan yang cukup signifikan yaitu sekarang 5,56 persen yang pekan lalu masih di atas 20 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama, Selasa.
Cahya menyebut, pasien yang dirawat di RSUP dr. Sardjito tinggal satu orang, sementara di RSA UGM hanya tiga orang.
"Ini memang perlu kita syukuri adanya penurunan BOR untuk ICU Covid-19 artinya masyarakat yang terdampak dan kritis di rumah sakit rujukan Covid-19 sudah menurun," jelasnya.
Selain rumah sakit, sejumlah shelter isolasi terpadu di Kabupaten Sleman juga sudah tanpa penghuni. Cahya mengklaim, shelter Asrama Haji hanya tinggal satu orang, sementara shelter lainnya telah kosong.
"Shelter juga demikian saat ini sudah turun banyak hanya ada satu di Asrama Haji, yang (shelter) Gemawang tidak ada, di UII juga tidak ada, di Unisa sudah ditutup per 9 Oktober kemarin," tambahnya.
Meskipun mulai melandai, Cahya mewanti-wanti masyarakat jangan bereuforia seolah Covid-19 sudah tidak ada. Cahya mengingatkan agar tetap mewaspadai datangnya gelombang ketiga.
"Mohon disampaikan ke masyarakat untuk tetap menjaga prokes karena ini kita gak tahu unpredictable untuk Covid-19 ini apakah akan muncul gelombang ketiga atau tidak, kita lihat di beberapa negara tetangga ini sudah mulai mengalami gelombang ketiga, artinya apa kita harus tetap hati-hati," tegasnya.
Selain disiplin prokes, menurut Cahya, senjata untuk menangkal penyebaran Covid-19 adalah dengan memperketat PPKM dan vaksin.
"Jangan biarkan virus ini ketemu dengan inangnya, inangnya itu kan manusia. Senjata kita hanya itu PPKM diketati, prokes diketati, kemudian vaksin terus digalakkan sama satu lagi untuk dekontaminasi permukaan atau disinfeksi udara," terangnya.
Hingga saat ini capaian vaksinasi di Kabupaten Sleman sudah lebih dari 81 persen untuk dosis pertama dan 52,4 persen untuk dosis kedua, serta 97,7 persen untuk vaksin booster nakes.
"Mudah-mudahan ini bisa berjalan lancar sehingga pencapaian pada dosis pertama bisa 100 persen pada akhir bulan Oktober 2021," pungkas Cahya. (Andri Prasetiyo/act)