- Humas Bank BJB
Kinerja Bisnis Solid, Bank BJB Berhasil Menjaga Kualitas Aset Di 2022 dengan NPL 1.16%
Dukungan seluruh pemegang saham, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham terbesar, membuat kinerja Bank BJB terus tumbuh positif sepanjang 2022.
Meski situasi ekonomi pada tahun ini akan dinamis, Yuddy optimis kinerja bank bjb akan semakin positif karena manajemen telah menyiapkan berbagai strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat.
"Sesuai permintaan pemegang saham, bank bjb akan selalu gesit untuk beradaptasi, yang sudah bagus kami tingkatkan, yang masih kurang kami perbaiki agar dapat memaksimalkan ekspektasi para stakeholder dan shareholder,” ucap Yuddy.
Dengan kinerja tersebut, tercatat total aset tumbuh 14,5% secara year on year menjadi Rp181,2 triliun, laba tercatat sebesar Rp2,84 trilliun tumbuh 9,4% year on year sedangkan setelah pajak tercatat sebesar Rp2,24 trilliun tumbuh 11% year on year secara konsolidasian. Lebih lanjut Yuddy menjelaskan total aset Bank BJB tumbuh positif menjadi yang terbesar di antara Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.
Selain itu, kredit bank bjb juga terus tumbuh, selama tahun 2022 Bank BJB mencatatkan pertumbuhan kredit pada level 13,1% atau tercatat Rp115,8 triliun yang juga tumbuh di atas rata-rata industri perbankan. Pertumbuhan kredit dimotori dari berbagai segmen mulai dari konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR.
"Fee Based Income Bank BJB naik, bersumber dari digital channel Bank BJB yang tumbuh positif. Jumlah Merchant QRIS dan pengguna Mobile Apps terus meningkat," kata Yuddy. .
Menurut Yuddy, ke depan, Bank BJB fokus mengembangkan pola banking secara Hybrid karena melihat Online dan Offline menjadi suatu kekuatan yang solid jika dijalankan secara bersamaan. Bank BJB memiliki basis nasabah yang erat budaya nya baik dengan transaksi on counter konvensional maupun nasabah yang menuntut digital experience melalui channel-channel elektronik.
Jaringan kantor fisik Bank BJB tersebar di 14 provinsi di Indonesia dengan layanan dapat mengakomodir kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik seperti UMKM, pensiunan, dan Sebagian pangsa ASN.