- Rizki Amana/tvOnenews.com
Pelaku Penembakan Gedung MUI Mustopa Mengaku Bertemu Nabi Lewat Mimpi
Jakarta, tvOnenews.com - Pihak kepolisian mengungkap motif Mustopa NR melakukan aksi penyerangan dan penembakan di Gedung MUI, Jakarta Pusat untuk diakui sebagai wakil nabi.
Motif Mustopa tersebut terungkap usai pihak kepolisian melakukan pemeriksaan kasus tersebut dengan kolaborasi interprofesi termasuk ahli agama dari pihak Kementerian Agama (Kemenag).
Saksi Ahli Agama Islam dari Kemenag, Husni mengatakan motif Mustopa meminta diakui sebagai wakil nabi telah tercipta sejak Tahun 1982.
Dari hasil pemeriksaan yang ada didapati Mustopa sempat mengalami sakit keras dan bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.
"Namun yang menjadi pemicu adalah dia mengaku bermimpi ketemu dengan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang pertama tahun 1982 ketika beliau sakit keras," kata Husni dalam konferensi pers di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Usai bermimpi, pelaku turut serta kembali melakukan perilaku mengaku sebagai wakil nabi selang beberapa tahun kemudian.
Namun, kata Husni saat itu pelaku justru mengaku bertemu langsung dengan sosok seorang nabi.
"Kemudian yang kedua pada tahun 1992 kedua kali beliau mimpi dan ini ada hal yang karena surat-menyurat ini tidak ada tanda-tanda baca yang memadai untuk dipahami secara baik," kata Husni.
"Sehingga ada juga kalimat dia bermimpi itu tapi tidak ketemu nabi, tapi ketemu nabinya di alam nyata dan kemudian dia mengatakan dia dapat perintah atau pengakuan dari nabi bahwa dia itu adalah nabi kedua atau wakil nabi," ungkapnya.
Ingin Diakui sebagai Wakil Nabi Sejak Tahun 1997
Polda Metro Jaya mengungkap riwayat Mustopa NR pelaku dari aksi penyerangan dan penembakan di Gedung MUI, Jakarta Pusat pada Selasa (2/5/2023).
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan Mustopa NR melakukan aksi penyerangan dan penembakan di Gedung MUI Ditengarai meminta pengakuan sebagai sosok Wakil Nabi.
Menurutnya sang pelaku penerangan dan penembakan tersebut telah meminta pengakuan sebagai wakil nabi sejak tahun 1997.
"Tersangka juga menurut pengakuan istri Tahun 97 pernah mengumpulkan masyarakat tokoh agama, tokoh masyasrakay untuk diakui sebagai wakil nabi," kata Hengki dalam konferensi persnya, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Hengki menuturkan saat itu pula sejumlah tokoh masyarakat dan agama yang dikumpulkan lantas membubarkan diri.
Pasalnya, sata itu para tokoh masyarakat dan agama dikumpulkan pelaku untuk meminta pengakuan sebagai wakil nabi dengan Kamuflase kegiatan pengajian di kediamannya kawasan Lampung.
"Pada saat itu tdk diakui peserta dan langsung bubar. Tersangka juga pernah melakukan permintaan pengakuan wakil nabi di lingkungan, pemerintah daerah dan pusat," ungkapnya. (raa/muu)