- Tangkapan layar YouTube Denny Darko
Waduh, Peramal ini Sebut Tidak Akan Ada Perubahan Drastis di Indonesia Jika Anies Baswedan Jadi Presiden? Sarankan Lebih Baik......
Jakarta, tvOnenews.com – Anies Baswedan menjadi salah satu bakal calon presiden (capres) yang akan berlaga pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Diketahui Anies Baswedan diusung oleh 3 partai politik untuk maju sebagai capres yakni Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sayangnya, menurut survei Polmark Indonesia yang melibatkan 62.480 responden di 78 daerah pemilihan (dapil) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia pada periode 23 Januari -19 Maret 2023, elektabilitas Anies Baswedan berada di posisi ketiga di bawah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Berdasarkan survei Polmark Indonesia, elektabilitas Ganjar Pranowo berada di posisi tertinggi yakni di angka 22,8 persen, disusul Prabowo Subianto 17,4 persen, dan Anies Baswedan yang berada di posisi 3,9 persen.
Namun menurut peramal sekaligus pesulap, Denny Darko, jika Anies Baswedan menang Pemilu 2024 dan menjadi presiden maka perubahan baik yang diharap-harapkan hanya sekadar impian.
“Saya heran para pendukung Mas Anis Baswedan dan koalisi perubahannya ini serius berpikir kalau ternyata mereka yang akan memenangkan Pemilu hidupnya nanti akan berubah secara drastis, menjadi lebih baik tiba-tiba? Hidup akan terasa lebih ringan? Harga akan lebih murah? lapangan pekerjaan lebih banyak? dollar akan turun? Kalau merujuk kata jin di dalam satu iklan rokok ‘ngipi’,” ungkap Denny Darko.
Ramalan Denny Darko jika Anies Baswedan Menang
Kartu pertama yang muncul ketika Denny Darko meramal adalah kartu death. Kartu tersebut berarti bahwa perubahan tidak akan mungkin terjadi ketika Anies Baswedan menjabat.
Sementara kartu kedua yang muncul adalah kartu four of pentacles. Kartu tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sedang merapat kepada kubu China dan berusaha melepaskan diri dari dengan pengaruh Amerika Serikat.
Sedangkan kartu ketiga yang muncul adalah kartu three of swords yang menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi Indonesia terpengaruh oleh kondisi geopolitik dunia.
“Di saat ini seluruh dunia itu krisis dan Indonesia termasuk yang tidak krisis di sini. Jika ternyata kita ingin kembali (merapat) dengan Amerika, tapi apakah Amerika masih seperti yang dulu? Apakah Amerika masih se-powerful dulu?” tanya Denny Darko.
Menurut Denny Darko, kini Amerika pun sedang berada di ambang krisis sehingga banyak negara yang mulai meninggalkan Amerika sebagai ‘koalisi’. Namun di sisi lain China mengalami perkembangan yang pesat secara ekonomi.
Meski begitu Denny Darko menunjukkan akan lebih baik untuk fokus pada perkembangan Indonesia saja seperti yang selama ini dilakukan oleh Joko Widodo. Hal ini serupa dengan kartu page of swords yang muncul.
Sementara adanya kartu ten of wands, menunjukkan bahwa Anies Baswedan belum tentu akan meneruskan program kerja yang pernah dijalankan oleh pemerintahan Joko Widodo.
Jika masyarakat merasa bahwa kekayaan Indonesia hanya berfokus pada orang yang itu-itu saja, maka Anies Baswedan juga kemungkinan besar tidak dapat mengubah hal tersebut.
“Maka dikatakan bahwa ini satu hal yang sama saja (dengan pemerintahan Jokowi), mau bukti? Saat Mas Anies menjabat di DKI, apakah pembangunan Utara Jakarta dihentikan? Tentu saja tidak. Konglomerat-konglomerat keturunan Tionghoa ini tadi masih tetap kaya dan bertambah kaya,” ungkap Denny Darko.
“Karena merekalah yang menggerakan perekonomian di Jakarta dan di Indonesia,” tambah Denny Darko.
Sedangkan kartu selanjutnya yang muncul adalah Queen of Swords yang berarti bahwa black campaign yang saat ini ada hanya untuk mendapatkan simpati untuk masyarakat.
Menurut Denny Darko perubahan di Jakarta yang sebenarnya terjadi justru ketika Basuki Tjahaja Purnama memimpin.
“Itu perubahan terbesar yang sangat mendasar dan mungkin melandasi perubahan-perubahan yang saat ini ada. Saat itu Ahok sama dengan Pak Jokowi, masuk ke Jakarta dan merubah Jakarta,” ungkap Denny Darko.
Munculnya kartu seven of pentacles juga menunjukkan bahwa saat Anies Baswedan memenangkan Pemilu 2023 maka di awal-awal ia akan menjalankan program kerjanya.
“Maka daripada itu akan lebih baik kalau tunggu 5 tahun lagi, biarkan rezim ini menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Toh, kita akan belum pernah punya kepemimpinan selama 3 kali pemilu atau 15 tahun yang dipimpin oleh penguasa yang sama,” pungkas Denny Darko.
(Lsn)