- Didi Syachwani
Intip Mushola Unik di Desa Terawan Kalteng, Terbuat dari Kayu Ulin
Kotawaringin Timur, Kalteng - Mushola As’salam berdiri kokoh di Desa Terawan, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan. Berbeda dengan bangunan mushola pada umumnya, Mushola ini memiliki keunikan tersendiri karena materialnya terbuat dari limbah kayu ulin.
Para pelintas jalan trans kalimantan wilayah selatan, tepatnya di KM 71 Desa Terawan, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, akan dibuat takjub melihat bangunan mushola yang cukup unik karena memiliki perpaduan bangunan khas jawa dan suku dayak.
Ya, tempat ini sudah menjadi primadona. Pasalnya desain bangunan yang unik menyerupai pura, banyak menarik perhatian warga khususnya umat Islam untuk melaksanakan ibadah sholat lima waktu di Mushola tersebut.
Pengurus Mushola As'salam sekaligus pencetus berdirinya Mushola, Basuki mengatakan, bangunan Mushola tersebut dibuat dari limbah kayu ulin. Dimana ide ini muncul ketika pihaknya khususnya masyarakat desa setempat melihat limbah kayu ulin dari perusahaan yang tidak terpakai.
Bangunan Mushola As'salam ini 90 persennya terbuat dari limbah kayu ulin. Sementara untuk dindingnya sendiri dipasang menggunakan pasak dengan ketebalan 10 cm.
"Kami tidak menggunakan paku besi, tapi memggunakan pasak dari kayu ulin untuk merakit potongan-potongan pohon kayu ulin menjadi dinding," terang Basuki.
Sedangkan untuk luasan lahan Mushola mencapai 25 x 22 meter dengan luas bangunan Mushola bagian dalam 7 x 7 meter dan luas bangunan luar 11 x 11 meter.
"Sebenarnya tidak ada motivasi khusus dari pribadi untuk membuat Mushola sehingga sebagus ini dan menjadi terkenal, tujuan kita cuma satu untuk kepentingan Umat Islam di sini, lebih khususnya berbagi untuk kepentingan umum," kata Basuki.
Diakuinya, pembangunan mushola itu adalah pemenuhan nazar saat dirinya mengalami kebangkrutan usaha, beberapa tahun yang lalu. Bahkan saat itu dirinya menanggung beban hutan hingga puluhan milyar rupiah.
"Hampir seluruh harta dan aset saya pada waktu itu, semuanya saya jual untuk bayar hutang," kenangnya.
Namun keterpurukan itu tidaklah membuatnya putus asa. Justru sebaliknya, ia merasa ini semua adalah cobaan dari Allah SWT, karena ini Basuki mengaku berusaha bangkit kembali, dan dengan bekerja keras dan berdo'a, akhirnya setahap demi setahap ia mampu melewati masa-masa tersulit dalam hidupnya tersebut.
"Saat saya berziarah ke makam guru sekumpul (ulama kondang kalimantan selatan), disitu saya bernazar, kalau usaha saya bisa pulih kembali, maka saya akan membangun tempat ibadah. Alhamdulillah do'a dari nazar saya terkabul," ucapnya dengan nada penuh syukur.
Sementara untuk desain bangunan yang menggambarkan keberagaman budaya tersebut, dirinya mengaku merupakan ide dari ia pribadi. Dimana ia berharap dengan desain bangunan ini, semua umat beragama bersatu dengan memegang teguh rasa kemanusiaan.
"Waktu pembangunan Mushola ini dibutuhkan selama tiga tahun untung merampungkan berbagai unsur kebudayaan di dalamnya. Yaitu ada unsur kebudayaan Jawa, Dayak dan Banjar," ungkapnya.
Dirinya berharap, dengan desain bangunan dan lokasi Mushola yang strategis di pinggir jalan besar ini agar memunculkan lebih banyak masyarakat yang mau mengelola Mushola ini bersama-sama.
"Paling tidak bisa kita buat tempat-tempat seperti madrasah kedepannya nanti. Terlebih tujuan lain kita membangun Mushola ini di pinggir jalan, agar bisa digunakan oleh masyarakat dari daerah lain yang kebetulan melakukan perjalanan dan ingin beristirahat serta melakukan ibadah bisa singgah di Mushola ini," sebutnya.
Menurutnya, kegiatan di Mushola As'salam selain ibadah lima waktu juga ada kajian rutin setiap malam Jum'at nya, serta anak-anak kecil juga belajar mengaji Al'Quran.
"Mushola ini bisa menampung sekitar 40 hingga 50 jemaah, semoga kedepannya bisa terus kita kembangkan lagi," tandasnya. DIDI SYACHWANI/Ner