- Istimewa
Sisi Gelap Lapas Dibongkar Sipir, Singgung Bisnis Haram hingga Lobi-lobi di Penjara
“Betul, karena memang jatah beras yang ada pada Lapas dan rutan di DKI ya. Jatah yang paling kualitas paling rendah karena memang anggaran yang diberikan negara itu 16.000 per 3 kali makan, DKI justru paling rendah," jawab Sipir yang tak ingin disebutkan namanya.
Oleh karena itu, ia beberkan juga bahwa banyak narapidana yang menjalankan bisnis narkoba di balik penjara demi memenuhi kebutuhannya.
"Di luar ini bandar narkoba biasanya di dalam itu dia untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mensukseskan vonisnya. Nah caranya yaitu dia melakukan lobi-lobi ke petugas yang ada di dalam Lapas dan rutan,” bebernya.
Di samping itu, dia juga ceritakan bahwa para narapidana biasanya menjalankan bisnis haram itu diketahui para atasan.
“Yang pasti di level paling atas karena kalau dia level paling bawah itu ibarat kata ya Mas jarum jatuh aja pimpinan tahu berarti gak mungkinlah pimpinan dibodoh-bodohi sama yang level paling bawah ya. Secara teori bandar-bandar itu harus melebihi yang paling atas kalau paling atas sudah dipegang udah pasti aman,” imbuhnya.
Lanjut oknum sipir penjara yang masih aktif ini menuturkan, pembinaan yang dilakukan oleh Jeera Foundation hanya sekedar formalitas.
Perlu diketahui, Tio Pakusadewo menyebut adanya bisnis dan monopoli di dalam penjara yang melibatkan anak menteri, yang tertuju ke anak Yasonna Laoly Menteri Hukum dan HAM yakni Yamitema Laoly.