Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menggelar kegiatan "Tausiyah Kebangsaan Gerakan Semesta Mencegah Stunting"..
Sumber :
  • Humas BKKBN

BKKBN Mengapresiasi Kampanye Jo Kawin Bocah di Jawa Tengah

Rabu, 24 Mei 2023 - 09:54 WIB

Grobogan, tvOnenews.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional terus berupaya melawan stunting bersama semua elemen masyarakat. Hal ini dibuktikan pada hari ini, Selasa (23/05/2023), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menggelar kegiatan "Tausiyah Kebangsaan Gerakan Semesta Mencegah Stunting". 

Bertempat di Gedung Dewi Sri Kabupaten Grobogan, kegiatan ini turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof Muhadjir Effendy, Anggota Komisi IX DPR RI Dr. H. Edy Wuryanto, S. KP., M. Kep, Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, Bupati Grobogan beserta jajaran, Forkompinda Kabupaten Grobogan, Komandan Korps Brigadir Mobil, Pengurus Daerah Muhamadiyah dan Aisyah Kabupaten Grobogan.

Dalam sambutannya Bupati Grobogan, Sri Sumarni, SH, MM menyebutkan bahwa angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Grobogan pada tahun 2023 ini sebesar 2,2 %. Angka kemiskinan ini beririsan dengan prevalensi angka resiko stunting di Kabupaten Grobogan. Berdasarkan survey status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka stunting di Kabupaten Grobogan sebesar 9,6%, sedangkan pada tahun 2022 justru malah mengalami peningkatan hingga mencapai 19,8%. Hal ini tentu saja menjadi perhatian bersama semua pihak.

Menyoroti hal tersebut, Kepala BKKBN menyebutkan bahwa untuk Provinsi Jawa Tengah  data rentang bulan Januari 2023 hingga April 2023 pernikahan usia sebelum 20 tahun sebanyak 1516 pasangan. Sedangkan yg usia "tua", juga cukup banyak. 

"Data ini by name by address ada semua," kata dr. Hasto.

Khusus untuk Grobogan sendiri, pernikahan pada usia dibawah usia 20 tahun bulan Mei 2023 sebanyak 43 pasangan. 

"Kawin bocah itu akibatnya serius. Karena pinggul anak-anak itu masih sempit, dibawah 10 cm. Pada saat hamil, kalsium pada tulang diambil oleh bayi." 

Hamil masih terlalu muda, ibunya pendek, maka bisa menyebabkan osteoporosis pada ibunya. Itulah logikanya, ujar Kepala BKKBN. 

"Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi kampanye 'Jo Kawin Bocah' yang di dengungkan oleh Jawa Tengah dan bapak Gubernur Jawa Tengah", tambahnya.

Sepakat dengan Kepala BKKBN, Gubernur Jawa Tengah yang akrab dipanggil Ganjar ini, pada kesempatan tersebut mengundang bidan dan siswa sekolah ke atas panggung untuk berdialog. Dalam dialog tersebut diperoleh hasil bahwa dalam mengatasi resiko terjadinya stunting di masyarakat, salah satunya bisa dengan pemberian makanan tambahan yang cukup gizi dan nutrisinya selama 90 hari secara terus menerus. Pemberian makanan tambahan ini akan dilakukan oleh puskesmas, bidan, posyandu, bekerjasama dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang sudah terbentuk di setiap desa.

"Pemerintah sedang berupaya pada 2 (dua) hal, yakni penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem", kata Menko PMK dalam sambutannya. 

Diharapkan pada tahun 2024, penurunan prevalensi angka stunting bisa turun sesuai dengan target yang ditetapkan. Sedangkan angka kemiskinan ekstrem bia 0 (nol) persen. 

"Saya sangat suka dengan cara pak gubernur tadi, dalam berdialog berkomunikasi dengan masyarakat membangkitkan semangat bersama untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Grobogan ini", ujar Muhajir Effendy.  

"Sesuai arahan bapak Presiden Republik Indonesia, bahwa untuk memastikan penurunan stunting itu tepat, maka alat ukurnya harus tepat. Posyandu sedianya harus seragam memakai antropometri yang berstandart, untuk menimbang bayi dan baduta." 

Serta rumah sakit-rumah sakit harus mempunyai alat USG yang juga berstandart untuk pengecekan bayi di dalam kandungan. 

"Tiap bulan ibu hamil harus memeriksakan kondisi janinnya dengan alat USG, agar apabila ada masalah dalam kandungan bisa langsung diintervensi", tambah beliau.

Pelayanan MKJP dan Pemberian Bantuan Makanan Tambahan

Rangkaian Kegiatan Tausiyah Kebangsaan Bersama Mengatasi Stunting ini, juga dilakukan pelayanan kontrasepsi, khususnya kontrasepsi jangka panjang. Pada kesempatan ini, dokter Hasto sapaan akrab Kepala BKKBN ini turun langsung  memasang implan pada akseptor. Diperoleh, sebanyak 31 akseptor yang memasang implan.

Lepas dari acara di Gedung Dewi Sri, Menko PMK Muhajir Effendy beserta Kepala BKKBN  memberikan bantuan langsung yang berupa makanan tambahan kepada 3 keluarga yang beresiko stunting di rumah masyarakat.

Komitmen Jawa Tengah

"Jadi kita tadi sudah mendapatkan arahan dari Menko PMK dan Kepala BKKBN, sebenarnya kita bisa melaksanakan secara target. Remaja putri jangan menikah dini, begitu juga remaja laki-laki. Remaja putri apabila bisa menikah diatas usia 21 tahun, maka bisa mencegah pondasi terjadinya stunting. Perlu dipastikan  pemberian tambahan tablet penambah darah kepada remaja puteri", ujar Ganjar.

"Selanjutnya apabila sudah memasuki usia matang, maka yang perlu dipastikan kembali adalah mengenai ibu hamil. Jawa Tengah mempunyai bandrol slogan Jo Kawin Bocah dan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, yang secara holostik dapat dilakukan bersama untuk mencegah terjadinya stunting", kata Gubernur Jawa Tengah ini.

Permasalahan stunting merupakan permasalahan bersama. Sinergitas dari semua pihak baik masyarakat maupun pihak swasta, diharapkan dapat menurunkan angka stunting denga  cepat dan sesuai dengan target , yaitu prevalensi stunting 14% pada tahun 2024.

Selain itu keabsahan data juga sangat diperlukan. Agar permasalahan resiko stunting yang ada dimasyarakat dapat segera di intervensi oleh pihak-pihak terkait.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral