- Tim Tvone/Arizal
Seorang Wanita Ditemukan Tewas Membusuk, Ini Kronologisnya
Sungai Penuh, Jambi - Pada Selasa (02/11/2021) warga Sungai Penuh Jambi digegerkan dengan penemuan mayat wanita yang lehernya terikat seutas tali dan beraroma tak sedap.
Peristiwa yang menggegerkan warga ini terjadi di RT 02 Dusun Sawahan, Desa Lawang Agung, Kecamatan Pondok Tinggi, Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.
Kronologis kejadian, pada Senin (01/11/2021) sekitar pukul 07.30 WIB, Lusi (adik kandung korban) mengetuk pintu rumah korban dan memanggilnya. Ia berencana mengambil baju sekolah anak-anak korban yang tinggal dengan neneknya. Namun tidak ada respon, saat ponsel korban ditelpon aktif, tapi tidak diangkat.
Pada Selasa (01/11/2021) sekitar pukul 07.30 WIB kembali adik korban bernama Lusi mengetuk pintu namun juga tidak dibuka dan masih dikunci dari dalam. Lalu Lusi mengajak salah seorang tetangga bernama Bambang memanggil korban tetapi tetap tidak ada jawaban.
Kemudian Bambang merasa curiga karena mencium bau tidak sedap dari dalam rumah. Lalu ia memberitahukan hal tersebut kepada Ketua RT. Selanjutnya Ketua RT melaporkan kepada anggota Polsek Sungai Penuh dan perangkat desa. Tak lama kemudian datang anggota Polsek lalu bersama-sama membuka rumah secara paksa melalui jendela.
Sampai di dapur saksi dan anggota Polsek mendapati korban sudah dalam keadaan tergantung dan meninggal dunia. Kondisinya membusuk dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Anggota Polsek memberikan bubuk kopi di sekitar jenazah untuk mengurangi bau. Tak lama kemudian datang Kasat Reskrim Iptu Edi Mardi Siswoyo, bersama Unit Identifikasi Sat Reskrim dan Dokter Puskesmas Pondok Tinggi.
Setelah dilakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan penanganan mayat, jenazah pun dievakuasi ke rumah duka yang berada tidak jauh dari TKP di RT 01 Dusun Sawahan, Desa Lawang Agung.
Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, korban diketahui bernama Yulizar (40) pekerjaan ibu rumah tangga asal Sungai Tunu Pesisir Selatan Sumatera Barat.
Lebih Jauh lagi Edimardi mengatakan dari keterangan saksi-saksi, korban sedang ada masalah dengan suami (pisah ranjang). Sudah beberapa waktu suami tidak pulang, suami sekarang adalah suami kedua, suami pertama telah meninggal sekitar 6 tahun yang lalu dan dari yang pertama ini mempunyai 4 orang anak.
"Setelah cekcok dengan suami akhirnya korban ditinggal pergi. Korban diduga mengalami depresi karena desakan ekonomi, apalagi di tengah pendemi saat ini. Kemungkinan karena hal tersebut ia memilih mengakhiri hidup dengan cara yang tak wajar," ujar Edimardi.
Atas kejadian ini keluarga korban dapat menerima dengan ikhlas sesuai Surat Pernyataan Keluarga (02/11/2021). (Arizal antoni/Lno)