- Tangkapan Layar
Mantan Anak Buah Panji Gumilang Umbar Ngawurnya Al Zaytun, Ibadah Haji Disebut Tak Perlu ke Mekkah, Katanya...
tvOnenews.com - Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan buka bukaan terkait ajaran yang ia dapatkan dari pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang.
Pada acara Catatan Demokrasi yang tayang di tvOne, Ken Setiawan mengatakan kalau semua kontroversi Al Zaytun yang beredar dan viral di media sosial adalah fakta dan benar adanya.
"Semuanya fakta namun perlu kita ketahui kalau kita bicara Panji Gumilang dan Al Zaytun ketika bicara kurikulum emang gak ada persoalan. Tapi di sana itu ada namanya dua struktur, yang pertama struktur teritorial itu yang sudah berbentuk negara jadi kaya RT, RW, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, sampai Presiden." terang Ken Setiawan.
Ken mengaku kalau dirinya merupakan pernah menjadi bagian dari Al Zaytun di wilayah teritorial tersebut di tingkat Kecamatan.
"Saya Bagian dari Al Zaytun tapi yang di teritorial dan kita dulu jabatannya masih di tingkat kecamatan jadi sudah ada Lurah, Camat, Bupati, Gubernur sampai Presiden NII, pada saat itu Presiden NII sama dengan pimpinan Al Zaytun yaitu Panji Gumilang." kata Ken Setiawan.
Ken Setiawan juga mengatakan kalau ajaran yang disampaikan oleh Panji Gumilang di Al Zaytun Sudah bisa dikatakan sebagai aliran sesat.
Bahkan dirinya memberikan contoh konkret sejumlah hal yang diajarkan oleh Panji Gumilang yang dinilai merubah rukun Islam.
"Contoh konkretnya dia telah merubah rukun Islam kalau rukun Islam sama tapi syahadatnya ini yang diajarkan ini ajarnya di dalam bahwa syahadat itu bukan tiada Tuhan selain Allah tapi tiada negara kecuali Negara Islam Barang siapa bernegara selain negara Islam maka dia kafir," ungkap Ken.
"Siapa saja yang menyampaikan risalah agama layak disebut sebagai orang nabi jadi dulu kami meyakini Panji Gemilang dulu ada nabi baru setelah Nabi Muhammad SAW," sambungnya.
Lalu Ken juga mengatakan perihal salat dimana anggota NII menganggap kalau kondisi Indonesia saat ini sama seperti kondisi Mekkah di zaman jahiliyah yang belum tegak hukum Islam maka salat belum diwajibkan.
"Ini bukan dilarangnya tapi belum diwajibkan salat suka-suka dia," sambung Ken.
"Puasanya juga pada bulan Ramadhan puasa diartikan bahwa ingin negara Islam menang jadi mereka harus totalitas memberikan semua yang dimiliki untuk perjuangan itu," terang Ken Setiawan.
Lalu yang terakhir secara mengejutkan Ken Setawan mengatakan kalau ibadah haji yang diajarkan oleh Panji Gumilang dan NII tidak mengharuskan mereka pergi ke Mekkah namun cukup dilakukan di Indonesia.
"Ibadah haji menurut NII itu nggak perlu ke Mekah, ibadah haji cukup datang ke Al Zaytun setiap tahun sekali kepada satu muharram. Itu diartikan sebagai perkumpulan para pejabat dan itu seluruh Korwil," kata Ken.
Jadi kalau satu muharram datang hal itu pasti rame apalagi pada saat itu ketika saya di dalam itu sekitar 250.000 jamaah pada saat itu dan Hadir melakukan ritual ibadah haji keliling tawaf misalnya kita bukan keliling Ka'bah tapi keliling pesantren bertakbir," lanjutnya.
"Lalu lempar jumrah kalau di Mekkah menggunakan kerikil kalau di Al Zaytun lempar jumrahnya tidak pakai kerikil tapi dulu minimal dengan 7 sak semen dalam bentuk duit," tutup Ken Setiawan.
Terkait berbagai kontroversi itu, Ponpes Al Zaytun menjadi perbincangan di masyarakat, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akhirnya membentuk tim investigasi.
Tim investigasi yang dibentuk oleh Ridwan Kamil ini bertujuan untuk menelusuri segala permasalahan yang terjadi di dalam Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang itu.
Dan pada hari Jumat (23/6/2023) Panji Gumilang mendapatkan undangan dari tim investigasi dari Gubernur Jawa Barat. (akg)