- tim tvone - Rizki Amana
Ahli Hukum Pidana Ungkap 2 Unsur Pasal yang Mejerat Mario Dandy dan Shane
Jakarta, tvOnenews.com - Terdakwa Mario Dandy Satriyo dan Shane Lukas kembali menjalani sidang lanjutan kasus penganiayaan berat terhadap David Ozora di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Selasa (11/7/2023).
Dalam sidang lanjutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan Ahli Hukum Pidana, Ahmad Sofian untuk memberikan kesaksian terkait pasal penganiayaan berat yang disangkakan kepada kedua terdakwa tersebut.
Kepada Ahli hukum Pidana tersebut, Jaksa menanyakan unsur Pasal 353, 354, dan 355 KUHP terkait penganiayaan berat yang disangkakan kepada kedua terdakwa.
Ahmad Sofian menjelaskan pasal-pasal penganiayaan berat yang disangkakan kepada terdakwa usai terpenuhinya dua unsur pada kasus David Ozora.
"Ada 2 aspek untuk membedakan antara penganiayaan biasa, penganiayaan yang direncanakan, penganiayaan berat, dan penganiayaan berat dengan direncanakan terlebih dahulu. Dua aspek itu terletak pada aspek subjektif dan aspek objektifnya," kata Ahmad Sofian dalam persidangan tersebut, Jakarta, Selasa (11/7/2023).
Ia memaparkan aspek subjektif meliputi sikap batin dari Mario Dandy Satriyo saat melakuakn aksi tindak pidana tersebut.
Sementara, aspek objektif meliputi kondisi David Ozora akibat dianiaya secara membabi buta oleh Mario Dandy Satriyo.
"Sikap batin seseorang menentukan kualifikasi apakah itu masuk dalam tindak pidana penganiayaan biasa, atau tindak pidana penganiayaan yang direncanakan, atau tindak pidana penganiayaan berat, atau tindak pidana penganiayaan berat yang direncanakan terlebih dahulu," kata Ahmad Sofian.
"Atau luka berat atau timbulnya kematian, nah itu dari sisi materilnya, dari sisi akibatnya," sambungnya.
Diketahui, tersangka Mario Dandy Satriyo disangkakan Premier Pasal 355 Ayat 1 KUHP junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP subsider Pasal 353 ayat 2 KUHP junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP atau ke 2 Pasal 76 C junto Pasal 50 ayat 2 Undang-Undang No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak junto Pasal 55 Ayat 1 ke 1 KUHP.
Sementara, tersangka Shane Lukas disangkakan subsider ke satu Pasal 355 ayat 1 ke 1 KUHP Junto Pasal 55 Ayat 1 ke 1 KUHP dan subsider Pasal 355 ayat 2 junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP kedua primere dengan Pasal 355 ayat 1 ke 1 KUHP junto 56 ke-2 KUHP.
Dan dakwaan subsider Pasal 353 ayat 2 KUHP junto Pasal 56 ayat ke-2 KUHP. Terakhir. Pasal 76 C junto Pasal 50 ayat 2 Undang-Undang No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak junto Pasal 56 ke 2 KUHP. (raa/aag)