- Tangkapan Layar
Adu Argumen Koordinator Pembela Al Zaytun dengan Babe Haikal Hassan: Saya Berhak Tegakan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab!
tvOnenews.com - Saat ini Pondok Pesantre Al Zaytun tengah mendapatkan sorotan dari masyarakat setelah serangkaian kontroversi dalah hal beribadah yang dilakukan di dalam Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu.
Kontroversi terkait Al Zaytun bermula dari viralnya video saat ibadah salat Idul Fitri 1444 H dimana shaf salat antara wanita dan laki laki yang bercampur.
Mulai dari situ, satu persatu kontroversi terkait cara beribadah yang terjadi di Al Zaytun mulai muncul ke permukaan.
Mulai dari cara azan yang nyeleneh sampai para santri yang melantunkan salam yahudi yang dipimpin oleh Panji Gumilang.
Maka dari itu, imbas dari segala kontroversi dalam ajaran agama yang terjadi di Ponpes Al Zaytun, sejumlah masyarakat pun menuntut pemerintah melakukan penyelidikan pada Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu.
Bahkan saat ini muncul isu yang mengatakan kalau Ponpes Al Zaytun ada keterkaitan dengan organisasi Negara Islam Indonesia atau NII KW9.
Seolah tak mau tinggal diam, beberapa waktu yang lalu pihak Al Zaytun dan Panji Gumilang pun meluai melakukan perlawanan terhadap berbagai pihak yang dirasa menyudutkan Ponpes Al Zaytun.
Belakangan diketahui kalau Panji Gumilang melayangkan gugatan kepada Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas dan juga lembaga MUI ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
"Saudara Anwar Abbas yang berposisi sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia dalam hal ini diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum," kata Hendra Effendi.
Hal tersebut lantaran Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas dituding melakukan perbuatan melawan hukum dengan melontarkan tuduhan komunis pada Panji Gumilang dengan hanya berdasarkan potongan video yang beredar di media sosial.
Ditengah panasnya Polemik terkait berbagai kontroversi yang terjadi di Al Zaytun, Babe Haikal Hassan selaku Ketua Majelis Keluarga Indonesia pun ikut buka suara terkait Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu.
Diundang dalam acara Catatan Demokrasi yang tayang di tvOne, Babe Haikal Hassan mengatakan kalau dirinya kerap diundang untuk berceramah di Ponpes Al Zaytun.
"Iya kan kita punya teman banyak, saya suka segan apabila diundang yang tidak berhubungan dengan masyarakat orang banyak, ketika dihubungi saya bilang oke karena ada orang banyak," kata Babe Haikal Hassan.
"Dalam satu bulan rata-rata saya berbicara 90 sampai 100 titik dan udah bertahun-tahun seperti ini. Lalu ini ada sebuah survei yang saya langsung temui, dimana semua tuh bertanya soal itu (Al Zaytun) makanya saya bilang oh ini mesti dituntaskan ini kalau nggak ini seperti api dalam sekam," sambungnya.
Namun beberapa kali juga ia menolak undangan dari wali santri untuk berceramah di Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu.
"Nah itu yang berkali-kali saya tolak, disuruh nginep, disuruh datang dan yang undang tuh wali santri saya bisa menyebutkan siapa wali santri itu cuman karena enggak enak, gausah" terang Babe Haikal Hassan.
Dirinya juga mengatakan kalau ternyata alasan wali santri tersebut selalu mengundang dirinya untuk berceramah di Ponpes Al Zaytun karena itu merupakan sebuah program yang dilakukan di Al Zaytun.
"Saya sempat nanya, kenapa kamu hubungi saya terus saya bilang, sampai 4 tahun terakhir masih ngajakin danternyata itu kewajiban itu sebuah program untuk merekrut tokoh, merekrut artis, maka dari itu hal seperti ini perlu diambil tindakan" ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Muhammad Afiffudin Anshori selaku Koordinator Aksi Bela Al Zaytun yang jug hadir di acara diskusi Catatan Demokrasi pun berbeda pandangan dengan Babe Haikal Hassan.
Dirinya mengatakan meskipun tidak ada kedekatan emosional dengan sosok Panji Gumilang, ia sebagai Warga Negara Indonesia ingin menegakan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
"Kita sudah jelaskan bahwa kita tidak ada keterikatan emosional tapi kita sebagai warga negara Indonesia berhak menegakkan kemanusiaan yang adil dan beradab kan begitu," ungkap Muhammad Afiffudin Anshori.
Dimana ia secara tegas meminta berbagai pihak untuk terlebih dahulu mengedepankan asas praduga tak bersalah sesuai dengan hukum yang belaku di Indonesia.
"Bahwa di dalam hukum sudah dijelaskan adanya asas praduga tidak bersalah," terangnya.
"Kita Hanya mengingatkan kepada apa kepada MUI sebagaimana di pernyataan dari Pak Kyai Ihsan tadi saya ingat itu bahwa saudara Panji Gumilang ini tidak berhadapan dengan MUI tapi berhadapan dengan umat Islam maksudnya apa gitu loh," sambungnya.
"Kita ini sama-sama putra bangsa kok kalau memang ada yang salah yang tidak berkenan ada tahapannya kok, ada proses pengadilan kan begitu," ugkapnya. (akg)