- Istimewa
BPIP Menjawab Pertanyaan Publik
"Buku baru itu mengajarkan bagaimana mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana mengelola negara kita berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Salah satunya jika ke arah kurang sopannya anak-anak, nilai ketuhanan dengan perwujudan penghormatan kepada orang tua. Anak-anak jadi diajarkan bahwa mencintai Tuhan juga mencintai orang tua. Orang tua, guru juga harus bisa menjadi role model yang baik untuk anak-anaknya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ada keteladanan jadi contoh mereka," jelasnya.
Salah satu budayawan ini juga menyebutkan lagi karakter-karakter Pancasila.
"Anak muda mengalah jika ada lansia, orang disabilitas ataupun ibu hamil yang membutuhkan tempat duduk di angkutan umum, gotong royong bersama, hormati orang tua, bertoleransi. Semua itu muncul saat pendidikan dari kecilnya diajarkan dan BPIP lewat buku bahan ajar Pancasila memberikan sarana pengajaran tersebut," sebutnya.
Saat ditanyakan mengenai posisi BPIP dalam menyongsong tahun politik 2024, Benny menjawab bahwa masyarakat sebaiknya benar-benar mencari calon pemimpin secara objektif.
"Jangan karena sisi emosional seperti kesamaan suku, agama, budaya. Lihatlah kepada track record-nya. Pencapaian, cara kerjanya, latar belakangnya. Kita butuh pemimpin yang mengamalkan nilai Pancasila, menjaga keberagaman dan toleransi serta mampu dan mau melanjutkan apa yang baik yang sudah dilakukan di negara ini," jawabnya.
Pakar komunikasi politik itu juga menyoroti penggunaan media sosial yang masif di kalangan masyarakat.
"Penggunaan media sosial juga harus bijak. Masyarakat jangan mudah terpengaruh oleh berita-berita yang tidak jelas kebenarannya. Sebelum menyebar berita, cari tahu dulu kebenarannya. Jadi kritis, bangun literasi digital. Smart-lah menggunakan media," serunya kemudian.