- Tim tvOne - Agus Saptono
Cegah Penyakit Brucellosis, Disnakkan Boyolali Lakukan Pemeriksaan Ternak Sapi Perah
Boyolali, Jawa Tengah- Mengatisipasi terjangkitnya penyakit Brucellosis pada hewan ternak. Kementerian Pertanian RI melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali Jawa Tengah melakukan tindakan pencegahan dan pemberantasan penyakit Brucellosis di hewan ternak terutama sapi perah.
Sampel sapi yang sedang dikerjakan tersebar di lima desa di Kabupaten Boyolali. Yakni Desa Madu, Singosari, Karangnongko di Kecamatan Mojosongo, Desa Banyuanyar di Kecamatan Ampel, dan Desa Keposong di Kecamatan Tamansari.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Boyolali, Afiany Rifdania mengatakan, Melihat keberadaan sapi perah yang melimpah tersebut, penyakit Brucellosis harus dicegah sedini mungkin yang menyebabkan abortus di sapi terutama sapi perah yang terjadi di kebuntingan trisemester ketiga atau sekitar kebuntingan enam bulan ke atas.
"Dalam satu tahun itu tidak akan menghasilkan pedet karena terkena penyakit ini. Dan penyakit Brucellosis ini juga bersifat menular dari hewan ke manusia. Jadi ini kita menjadi salah satu tanggung jawab terutama di bidang Keswan untuk menanggulangi penyakit ini," katanya Jumat (12/11/2021).
Pencegahan penyakit Brucellosis ini dilakukan dengan pertimbangan Kabupaten Boyolali mempunyai populasi sapi perah yang mencapai 96.000 ekor, atau 60 persen terbanyak di Provinsi Jawa Tengah.
Afiany menambahkan, apabila ditemukan kasus penyakit Brucellosis, segera ditangani melalui pelaksanaan tes dan kemudian dipotong paksa atau sloter. Saat tes, sapi perah terbukti positif mengidap penyakit Brucellosis, pemilik sapi akan menerima kompensasi sebesar Rp10 juta tiap ekor.
"Sejak 2015 Kabupaten Boyolali konsern untuk mengganti ternak dengan total jumlah anggaran sekitar Rp 350 juta. Dan itu sudah digunakan untuk sebagai pengganti dari ternak yang terkena Brucellosis atau disembelih paksa," ucapnya.
Di Kabupaten Boyolali, pada tahun 2015-2021 kasus sapi perah dengan penyakit Brucellosis ada sekitar 123 kasus. Melalui tes CFT, ditemukan 119 kasus dan total ada 43 sapi yang disembelih paksa atau sekitar 36 persen dari kasus yang ditemukan.
"Oleh karena itu, Kabupaten Boyolali saat ini sedang mengerjakan 3.100 sampel, dan ini dalam rangka untuk Jawa Tengah bebas Brucellosis di tahun 2025 yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian. diharapkan Boyolali ini menjadi role mode untuk Jawa Tengah terutama Boyolali," pungkasnya.
Penyakit Brucellosis juga bisa menular ke manusia melalui cairan atau jaringan yang keluar saat sapi perah melahirkan, selain itu juga karena konsumsi susu sapi segar. Sehingga, pihaknya mengimbau penggemar susu sapi segar untuk melakukan pasteurisasi susu yakni dengan pemanasan bertingkat dengan suhu tertentu.(Agus Saptono/Buz)