- Istimewa
Survei Utting Research: Anies di Posisi Paling Bawah, Ganjar semakin di Atas Angin, Demokrat sebut Masih Ada Peluang
"Masih bergantian satu sama lain, siapa yang di pertama, kedua, dan ketiga. Selisih pun tidak jauh berbeda. Kekuatan ketiga capres ini relatif sama," ujar Herzaky Mahendra Putra.
"Yang membedakan, sosok cawapres-nya. Pertama, apakah bisa mengisi ruang kosong, menarik ceruk pemilih yang tidak bisa diraih oleh capres," sambungnya menjelaskan.
Ada segmen anak muda, misalnya, ia katakan, mendominasi pemilih kita di 2024, yang jumlahnya mencapai hampir 60 persen total pemilih. Cawapres mana yang bisa membuat para pemilih muda dan pemula ini merapat ke kubunya.
"Kedua, apakah keberadaan cawapresnya bisa memperkuat konsolidasi mesin pemenangan? Bukan kekuatan ilusi, melainkan kekuatan nyata. Ada strukturnya, ada komandonya. Terbukti gerak nyatanya," ujar Herzaky Mahendra Putra.
Kemenangan tidak bisa diraih dari mimpi dan persepsi belaka. Kerja-kerja lapangan dari mesin pemenangan ini menjadi penting.
Ketiga, ia sebutkan, soliditas dari koalisi. Makin solid, semua bergerak ke arah yang sama, untuk pemenangan capres-cawapres sebagai dwi tunggal, bukan pemenangan pribadi, ataupun pemenangan partai politik tertentu saja, maka makin besar peluangnya paslonnya terpilih.
Inilah yang membuat kami semakin yakin, dengan Koalisi Perubahan. Semua parpol setara dan sejajar. Maunya capres dan cawapres kita menang.