- Istimewa
Indonesia Dapat Mengganti Bahan Bakar Fosil pada 2045, Petrus: Indonesia Memiliki Industri Kelapa Sawit yang Bisa Menghasilkan Biodiesel
Selain itu, menurutnya penting juga dibangun fasilitas pengolahan yang jaraknya tidak jauh dari lokasi panen. Hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya kebusukan pada sawit, saat dikirim ke lokasi pengolahan.
"Lantas bagaimana agar sawit yang dipetik benar-benar matang dan tidak ada kekhawatiran menjadi busuk ketika dikirim dari petani ke pabrik? pabrik harus lebih dekat dengan kebun. Sehingga memangkas jarak dan efisiensi waktu," terangnya.
"Penggantian bahan bakar fosil menjadi biodiesel adalah untuk kepentingan lingkungan," tambahnya.
Pengolahan sawit tidak boleh justru berdampak pada pemanasan global. Menurutnya metode metode dry heated atau pengeringan dengan udara panas dapat digunakan. Metode tersebut bisa tidak menambah emisi gas rumah kaca.
Saat ini di Indonesia memiliki sekitar enam belas juta hektar lahan sawit. Jika semua lahan sawit tersebut dikelola dengan baik, per hektar dapat menghasilkan 25 ton tandan buah segar. Bukan tidak mungkin target produksi sawit 100 juta ton dapat tercapai.
Dalam kesempatan tersebut, dia menyinggung bahwa gagasan produksi 100 juta ton sawit sudah dipaparkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Merves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam sebuah pertemuan internasional di Swiss pada Januari lalu, namun gagasan tersebut malah dikecam karena dikaitkan isu pemanasan global dan deforestasi. Padahal gagasan tersebut seharusnya disambut baik.