- Humas KemenkopUKM
Agregator Diharapkan Mampu Perluas Pasar Kriya dan Home Decor Hingga Go Global
Dari sisi masyarakat, semua orang juga harus aware dan memiliki kepercayaan kepada produk UMKM lokal yang menjadi kekuatan untuk perekonomian bangsa ini. “Yang saya ingin tekankan kepercayaan dan brand value UMKM kriya oleh masyarakat. Bagaimana para pelaku UMKM bisa membangun kepercayaan kepada brand lokal ini,” katanya.
Suzana menegaskan semua pihak termasuk asosiasi, agregator, dan Pemerintah harus berkolaborasi untuk memberikan kontribusi menaikkan nilai dan kualitas produk UMKM kriya.
“Saya punya data di Indonesia masih kecil sekali pemakaian kriya lokalnya, hanya 15 persen secara nasional (dari ekonomi kreatif). Padahal pasar domestik dari Aceh hingga Papua potensinya luar biasa. Banyak persoalan yang ada terkait dengan UMKM salah satunya karena kita belum bangga dengan produk kita sendiri. Seharusnya, produk UMKM jangan sampai kalah dengan produk asing,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Smesco Indonesia Wientor Rah Mada mengatakan, permintaan kriya dari pasar luar negeri terus meningkat dalam tiga tahun rata-rata sebesar 9 persen. Di ASEAN, tercatat Indonesia menempati posisi ke-3 terbesar dan di dunia industri kriya Indonesia berada di posisi ke-15, dengan posisi pertama ditempati oleh India.
“Jika Indonesia dibandingkan dengan India, sebenarnya India secara jumlah tak terpaut jauh. Di mana posisi Indonesia ke-15 mencapai 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) sementara India di posisi satu di angka 4 miliar dolar AS. Artinya masih bisa kita kejar, dan memang pasar luar negeri sedang bertumbuh dengan pesat di sektor kriya,” kata Wientor.
Ia mengatakan, keunggulan sektor kriya terlihat pada narasi di balik produknya, sehingga hal ini menjadi pasar yang sangat potensial yang digarap oleh para pelaku industri kriya di Indonesia. “Seperti Du Anyam misalnya, produk yang dihasilkan UMKM punya karakter sendiri-sendiri,” katanya.
Wientor menegaskan, para pelaku UMKM Kriya harus fokus pada penciptaan inovasi produknya. UMKM tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak menjadi keahliannya kemudian untuk urusan perluasan pasar dan pembiayaan misalnya, bisa ditangani dan didampingi oleh agregator.