- Humas Kemendikbudristek
Kongres Kebudayaan dan Pekan Kebudayaan Nasional: Menjaga Tradisi, Menyongsong Masa Depan
"Bukan kompetisi, tetapi kolaborasi. Kita ingin mendapatkan sebanyak mungkin hal-hal baik yang ada dalam praktik kebudayaan kita, dan yang penting bukan soal jumlah tapi kualitas dalam proses," katanya.
Dari data dihimpun Kemendikbudristek, kurang lebih ada sekitar 700 seniman 600 komunitas, lebih dari 1.000 pelaku budaya, dan ada 223 titik residensi yang ikut dalam proses Pekan Kebudayaan Nasional.
"Pekan Kebudayaan Nasional tidak hanya mengangkat atau memamerkan budaya ke Jakarta. Tidak ada pemilihan bersifat kompetisi karena berlawanan dengan nilai lumbung, yaitu kolaborasi. Yang hadir dalam kegiatan ini yaitu kolektivitas pelaku seni budaya," ujar Ibe Karyanto.
Maka, mereka yang terlibat dalam Pekan Kebudayaan Nasional tidak hanya menghidupi kegiatan-kegiatan budaya, tetapi pelaku budaya yang berani melakukan pengembangan sesuatu yang telah ada terutama dalam konteks kekinian.
"Jadi, yang dipamerkan nanti di Jakarta merupakan sebuah upaya dari pelaku seni dan budaya dalam upaya pengembangan," imbuhnya.
Penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional dan Kongres Kebudayaan diharapkan dapat meningkatkan Indeks Teknologi Pembangunan Kebudayaan. Sebagaimana hasil riset Kemendikbudristek, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi ekonomi budaya dalam indeks tersebut ada korelasi dengan penurunan tingkat kemiskinan.
Kemudian, semakin tinggi dimensi ketahanan sosial budaya dalam indeks tersebut ada korelasi dengan semakin tingginya kerukunan umat beragama.