- Istimewa
Yusril Jadi Jalan Tengah di Koalisi Indonesia Maju, Ini Hasil Risetnya
"Dari data di atas, Yusril bisa saja nanti mundur dari ketua umum PBB agar bisa menjadi tokoh netral, tanpa sekat, lebih luwes dan leluasa bergerak menjadi bagian representasi yang berdiri di atas semua kelompok, golongan dan kepentingan partai manapun," jelas Pangi.
Alasan kedua, Yusril Ihza Mahendra sebagai solusi yang berpotensi meraih dukungan luas dari berbagai segmen pemilih, khususnya pemilih muslim moderat.
Yusril dikenal dengan sikap moderatnya, dalam situasi politik yang semakin kompleks sikap moderat adalah elemen lem perekat yang sangat penting untuk meraih dukungan dari berbagai segmen pemilih.
Pemilih muslim moderat merupakan kekuatan besar di Indonesia dan Yusril dengan pandangan moderatnya memiliki potensi untuk memenangkan hati dan simpati dukungan dari segmen pemilih ini.
Sikapnya moderat ini menjadikan Yusril sebagai pemimpin yang bisa mengemban tugas-tugas penting dalam iklim politik yang kompleks dan beragam.
"Nah yang ketiga, sebuah aspek penting yang juga perlu dipertimbangkan adalah perlindungan hukum yang mungkin diperlukan oleh Presiden Joko Widodo setelah ia tidak lagi menjabat sebagai presiden," tutur Pangi.
Menurutnya, Yusril Ihza Mahendra menjadi opsi yang layak dipertimbangkan dalam hal ini.
Itu lantaran dengan latar belakangnya yang kuat dalam bidang hukum dan tata negara, serta pengalamannya dalam beberapa pemerintahan sebelumnya.