- istimewa
Merasa Janggal dengan Proses Pemilu, Komunikolog Indonesia Bentuk Gugus Tugas Pantau Kampanye Pemilu
Sementara itu, Komunikolog Salemba School, Effendi Gazali menyampaikan bahwa sudah lebih tiga bulan para Komunikolog Indonesia sangat aktif berdiskusi dan meneliti.
"Tapi memang peristiwa Putusan MK 16 Oktober lalu Pendaftaran Capres dan Cawapres khususnya 25 Oktober amat mengubah lanskap Pemilu 2024. Komunikolog Indonesia merasa amat beruntung bahwa kami mencatat seluruh aspek kualitatifnya dengan teliti," tutur Effendi.
Selain itu, Komunikolog Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing merasa yakin tentang hasil positif dari penelitian yang akan didapat Komunikolog Indonesia.
"Kami melakukan kombinasi metodologi yang kuat. Pertama-tama ada riset kualitatif yang dipimpin Suko Widodo dari Universitas Airlangga. Lalu ada Action-Research yang meliputi upaya melakukan dan memantau aneka talk-show di berbagai media. Kebetulan saya yang diminta memimpin jalur Action-Research ini. Kemudian ada jalur-jalur advokasi yang antara lain dilakukan Hasrullah, Komunikolog Universitas Hasanuddin. Jadi pendekatan ini sangat komprehensif," terangnya.
Menurut dia, kampanye pemilu jelas akan menjadi bagian penting dari riset Komunikolog Indonesia.
Hasrullah menambahkan, Komunikolog Indonesia akan melihat gimik maupun gagasan yang tampil dari semua capres-cawapres, baik sebelum kampanye, selama kampanye, maupun saat debat berlangsung.
"Dari semua riset komprehensif ini, harusnya di pertengahan Januari kami sudah bisa memprediksi siapa yang unggul dalam Pilpres 2024," kaga Hasrullah.