Kapal-Kapal Nelayan Ujunggenteng Tidak Dioperasikan karena Cuaca Ekstrem.
Sumber :
  • Rizki Gustana

Gelombang Tinggi akibat Cuaca Ekstrem, Nelayan Ujunggenteng Sukabumi Berhenti Melaut

Selasa, 7 Desember 2021 - 11:45 WIB

Sukabumi, Jawa Barat - Nelayan di Pantai Ujunggenteng, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, terpaksa tidak melaut akibat cuaca esktrem yang tengah melanda perairan lautan lepas Selatan Sukabumi. Bahkan, baru-baru ini, terdapat puluhan kapal nelayan di pantai Ujunggenteng dikabarkan rusak setelah diterjang gelombang ombak pantai Ujunggenteng.

Ketua Rukun Nelayan Pantai Ujung Genteng Asep JK mengatakan, meski tidak ada korban jiwa, tetapi sedikitnya 30 kapal nelayan yang berada di pantai Ujunggenteng mengalami kerusakan akibat ombak yang sangat besar, hingga sampah-sampah sampai berserakan ke jalan akibat terbawa ombak. 

"Bahkan, puluhan perahu semalam juga pada rusak, tapi rusak ringan saja. Ada sekitar 30 perahu lebih rusak ringan. Seperti rusak pada bagian katir dan kincang pada patah dan bolong," ujar Asep JK pada tvOnenews.com melalui sambungan telepon, Selasa (7/12/2021). 

Asep JK menambahkan bahwa puluhan perahu nelayan tersebut, telah dihantam gelombang pasang saat perahu tengah berada di lokasi parkiran pantai Ujunggenteng, tepatnya di TPI Ujunggenteng hingga Pangumbangan.

"Alhamdulillah tidak sampai ada korban jiwa, hanya saja nelayan mengalami kerugian materil. Kondisi gelombang pasang ini, sudah berlangsung dua hari terkhir terjadi di perairan lautan lepas pantai Ujunggenteng. Sementara, untuk ketinggian air gelombang, mulai dari di atas 2 meter sampai 3 meter lebih," ujar Asep JK. 

Lebih lanjut Asep mengatakan, selain gelombang tinggi, ancaman angin kencang juga mengganggu aktivitas para nelayan di perairan Ujunggenteng. Kondisi cuaca buruk itu, membuat para nelayan memilih tidak melaut dan tetap berada di darat. 

Berdasarkan data yang tercatat di Rukun Nelayan Ujunggenteng, jumlah total perahu nelayan di pantai Ujunggenteng saat ini, terdapat 1.700 perahu dari berbagai jenis. 

"Dari 1.700 perahu itu, mayoritas atau paling banyak merupakan perahu kecil. Sementara, untuk kapal atau perahu yang besarnya hanya ada 23 perahu. Nah, untuk cuaca ekstrem saat ini, ada sekitar 80 persen perahu di Ujunggenteng tidak melaut. Sementara, sisanya 20 persen lagi sedang berada di tengah laut. Tapi, itu pun sekarang mereka sudah sebagian pada pulang atau bersandar ke tepi pantai," ujar Asep JK kembali. 

Pihaknya menambahkan, ia bersama para nelayan lainnya yang beroperasi di wilayah perairan Ujunggenteng, berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dapat memberikan imbauan kepada para nelayan soal prediksi cuaca ekstrim. 

"Iya, jadi nelayan itu kan kalau ada imbauan jadi gak usah melaut. Belum lagi, mereka atau para nelayan ini juga tidak semuanya mempunyai android dan mengerti hal itu. Iya, kebanyakan para nelayan disini tidak mengetahui. Makanya, saya berharap kepada pemerintah dan BMKG dapat terus secara intens memeberikan informasi kepada para nelayan di sini soal imbaun prediksi cuaca, khususnya berkenaan dengan kondisi pasang gelombang di perairan Ujunggenteng," pungkasnya. (Rizki Gustana/act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:37
03:27
15:26
14:16
02:25
03:14
Viral