Cawapres Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka saat Debat Cawapres pada Jumat (22/12/2023).
Sumber :
  • tim tvOnenews/Julio Trisaputra

Gibran saat Debat Cawapres, Pengamat: Tampil Menyerang Namun Sempat Tersudut dengan Serangan Mahfud MD dan Cak Imin

Senin, 25 Desember 2023 - 00:37 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Debat antara Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD hngga kini masih ramai dibicarakan publik.

Sebagaimana diketahui, debat kedua antara calon wakil presiden (cawapres) telah digelar pada Jumat (22/12/2023) lalu.

Dari pantauan tim tvOnenews, Gibran terpantau menjadi trending topik nomor 1 di media sosial X atau Twitter pada Minggu (24/12/2023) malam.

Lantas bagaimana penampilan Gibran menurut pendapat dari para ahli? Bagaimana dampaknya pada elektoral terhadap paslon nomor urut 2 itu?


Cawapres Gibran Rakabumingraka, saat Debat Cawapres RI 2024, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023)/ tim tvOnenews/Julio

Gibran di Fase Awal Debat

Pengamat Politik Ahmad Khoirul Umam menilai dalam debat Cawapres pada Jumat kemarin, Gibran langsung tampil menyerang. 

“Di saat Mahfud merujuk ke konteks penegakan hukum dan Cak Imin sering mengulang-ulang gimmick “Slepet”, Gibran tampil lebih siap dengan mengelaborasi isu ekonomi digital dan rasionalisasi keputusan pembangunan IKN,” kata Umam dalam keterangan tertulis kepada tim tvOnenews.

Menurut Umam, dalam debat cawapres itu, Gibran sempat tersudut dengan serangan Mahfud MD dan Cak Imin.

“Ketika keduanya menyerang dengan argumen prioritas pembangunan IKN dan contoh investor yang masuk,” jelas Umam.

“Meskipun dua contoh yang diajukan Gibran adalah investor dalam negeri semua,” sambungnya. 

Namun Umam melihat, Gibran tampak mudah membalik serangan itu.

“Karena baik Mahfud maupun Imin merupakan bagian dari kekuasaan, sehingga ada semacam ke-enggaena-kan untuk “total attack” kepada anak presiden ini di fase awal,” jelasnya.

Kemudian Umam menilai dalam debat tersebut, performa Gibran sempat tampak melemah.

“Ketika menjelaskan isu infrastruktur sosial dan makro-ekonomi maupun mikro-ekonomi yang lagi-lagi mengulang-ulang terminologi “hilirisasi”,” kata Umam.

Gibran di Fase Akhir Debat


Cawapres Gibran Rakabumingraka, saat Debat Cawapres RI 2024, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023)/ tim tvOnenews/Julio

Dosen Ilmu Politik dan International Studies, Universitas Paramadina itu menilai di fase akhir, Gibran bisa kembali mengimbangi serangan.

“Dengan menyerang Mahfud lewat yang isu Carbon Captured & Strorage (CCS) dan menyerang Imin dengan State of Global Islamic Economy (SGIE),” kata Umam. 

Menurut Umam, kedua materi serangan itu jelas sudah dipersiapkan matang oleh tim Gibran.

“Untuk mengecoh lawan. Isu CCS ditujukan pada Mahfud dalam konteks penegakan hukum, sedangkan SGIE ditujukan ke Imin terkait ekonomi Islam,” tandas Umam. 

Pria yang juga menjadi Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) itu itu juga menilai Gibran tampak sengaja berusaha mendelegitimasi kredibilitas kedua lawannya.

“Di dua bidang yang seharusnya keduanya paham, tapi dikecoh dengan permainan istilah atau semacam permainan tebakan di tengah jutaan diksi,” kata Umam.

Menurut Umam, sebagai performance panggung, Gibran memang tampil unggul. 

Namun menurutnya, dalam konteks perdebatan yang substantif, strategi debat yang memaksa lawan untuk bermain tebakan sejuta diksi seharusnya dihindari.

“Pemahaman substansi dan filosofi kebijakan lebih penting. Itulah mengapa gelar strata pendidikan tertinggi di Doctor of Philosophy (PhD) karena ia ditempa untuk memahami filsafat ilmu, bukan sekadar hafalan-hafalan kognitif sederhana yang sering digunakan dalam standar pendidikan terapan semacam vokasi atau semacamnya,” jelas Umam. 


Cawapres Gibran Rakabumingraka, saat Debat Cawapres RI 2024, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023)/ tim tvOnenews/Julio

Namun terlepas dari itu, Umam mengakui, setelah debat cawapres jumat lalu, Gibran bisa mengambil poin politik.

“Merujuk pada Relative Deprivation Theory, persepsi dan reaksi pasar atau pemilih bisa berubah, ketika  ekspektasi publik tidak sesuai dengan realitas,” kata Umam. 

“Artinya, Gibran yang belakangan ini sering dipandang rendah (underdog), tapi bisa tampil kompetitif dalam debat, maka ia bisa mengubah citra dan mengonsolidasikan basis elektoral pasangan Prabowo-Gibran,” sambungnya. 

Menurut Umam, ini sangatlah dibutuhkan, mengingat targetnya menang satu putaran masih dibayangi oleh tantangan tingginya undecided voters. 

Kalimat penutup dalam debat cawapres itu, juga dinilai Umam merupakan permainan gimik yang dilakukan dengan baik oleh Gibran.

“Dengan model pendekatan yang lebih santai, meskipun jadi terkesan tidak disiplin dengan sering keluar mimbar,” katanya.

“Gibran juga memainkan gimmick dengan baik, melalui ucapan selamat hari Ibu dan mengakhiri debat dengan sungkem pada Cak Imin & Prof Mahfud,” lanjut Umam.


Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD saat Debat Cawapres RI 2024, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023)/ tim tvOnenews/Julio

Menurut Umam, bagi sebagian masyarakat yang sudah jadi basis pemilih loyal Capres-Cawapres tertentu, performa debat Pilpres barangkali tidak akan berpengaruh significant pada keyakinan politik mereka. 

“Namun, debat Pilpres ini akan berpengaruh serius pada upaya menggerus dan menggeser undecided & swing voters yang saat ini masih berada di kisaran 30-an persen,” jelasnya. 

Oleh karena itu, Capres-Cawapres harus mampu berargumen secara logis dan disiplin.

“Untuk menghindari kesalahan-kesalahan teknis maupun strategis, yang bisa berubah jadi amunisi lawan,” tandasnya. 

Maka, Umam mengingatkan, di saat yang sama, tim sukses masing-masing bisa mengamplifikasi narasi dan argumen positif yang diproduksi oleh capres-cawapres mereka.

“Jika itu bisa dilakukan, maka akselerasi elektabilitas bisa dilakukan untuk mengunci kemenangan di Pilpres 2024 mendatang,” tutup Umam. (put)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:50
02:26
03:07
02:09
01:35
00:57
Viral