Lahan pertanian di Gunungkidul, DIY, yang rusak akibat serangan tikus, Kamis (9/12/2021).
Sumber :
  • Tim tvOne - Lucas Didit

Hama Tikus Serang 54 Hektar Lahan Pertanian di Gunungkidul

Kamis, 9 Desember 2021 - 17:57 WIB

Gunungkidul, DIY - Pada musim tanam tahun ini, serangan tikus cukup memprihatinkan menyerang lahan pertanian di Gunungkidul, Yogyakarta. Tanaman jagung diserang binatang pengerat ini sejak baru pertama ditanam dan masih berupa benih. Akibatnya, para petani terpaksa harus menanam kembali.

"Tak hanya benih jagung yang sudah ditanam, tikus juga menggerogoti batang jagung," terang Sutopo (43), petani warga Padukuhan Tanjung, Kalurahan Dengok, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Kamis (9/12/2021).

Sampai saat ini, lanjut Sutopo, hampir 40 persen tanaman jagungnya mati karena serangan hama ini. Selain tanaman jagung, tikus juga menyerang tanaman padi, ketela, dan kacang.

Jenis tikus yang menyerang lahan pertanian ada empat jenis, tikus kecil (pithi), tikus dada putih, tikus rumah, dan tikus besar (wirok).

Sementara, Sekretaris Dinas Pertanian Gunungkidul, Raharjo menyatakan, intensitas serangan hama tikus di tahun ini cukup luas dibanding tahun sebelumnya. 

Pihaknya juga sudah menerjunkan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), untuk memantau serangan tikus di lahan petani.

"Petani bisa melaporkan ke petugas POPT, kemudian nanti kami bisa mengagendakan untuk gerakan pengendalian tikus bersama-sama," kata Raharjo.

"Sampai saat ini ada 54 hektar lahan pertanian yang terdampak hama tikus," ungkapnya, Kamis (09/12/2021).

54 hektar lahan yang terdampak hama tikus tersebut tersebar di sejumlah kapanewon, diantaranya di Kapanewon Playen, Paliyan, hingga kawasan selatan seperti Tanjungsari.

"Kami tengah mendorong agar petani turun langsung untuk mengendalikan hama tikus. Sebab jika tidak, maka tanaman pangan bisa mengalami kerusakan dan gagal panen," imbuhnya.

Raharjo menyebut, ada beberapa teknis gerakan pengendalian tikus yang bisa dilakukan, yaitu diantaranya dengan umpan beracun yang direkomendasikan, pengasapan belerang, serta mercon tikus.

Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pengendalian hama tikus ini, adalah gerakan para  petani yang kurang serempak, sehingga hasilnya kurang maksimal.

"Sebisa mungkin dikendalikan agar populasi hama tikus tidak sampai 10 persen," jelas Raharjo.

Proses pembasmian bisa menggunakan umpan beracun serta emposan, yang didapatkan dengan mengajukan rekomendasi ke PUPT dan DPP Gunungkidul. Namun demikian, bahan ini hanya sebagai stimulan.

"Kami tetap berharap agar petani bisa melakukan pembasmian hama secara mandiri," pungkas Raharjo. (Lucas Didit/Buz)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:11
02:56
05:22
03:24
11:37
04:19
Viral