Selain memiliki dampak positif, perkembangan teknologi digital telah membawa dampak negatif, yakni: tercabutnya etika dan budaya lokal..
Sumber :
  • Istimewa

Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Digital: Tercabutnya Etika dan Budaya Lokal

Selasa, 2 April 2024 - 14:54 WIB

tvOnenews.com - Selain memiliki dampak positif, perkembangan teknologi digital telah membawa dampak negatif, yakni: tercabutnya etika dan budaya lokal. Sebagai pengguna digital terbesar, pelajar (milenial) harus mampu menjadi garda terdepan dalam pemanfaatan teknologi informasi komunikasi (TIK) yang beretika dan penuh tanggung jawab.

”Seperti halnya dunia nyata, di dunia digital juga berlaku etika digital. Etika dan etiket berinternet harus dijunjung tinggi oleh pelajar saat berada di dunia digital,” ujar Fitriyoni dalam webinar bertajuk ”Etika Pelajar di Dunia Digital” di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Selasa (2/4).

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Padang Pariaman itu menegaskan, aktivitas di dunia digital juga akan meninggalkan rekam jejak abadi yang tidak dapat dihapus di internet. 

”Apa pun yang telah kita perbuat, semua akan terekam di internet. Rekam jejak yang baik (positif) akan lebih menguntungkan. Sementara rekam jejak yang kurang baik (negatif) berpotensi menjadi bom waktu dan bisa merugikan diri sendiri,” tambah Fitriyoni, saat tampil sebagai narasumber dalam diskusi virtual yang dipandu Iin Mendah selaku moderator.

Dalam webinar untuk segmen pendidikan yang dihelat oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat itu, Fitriyoni berpesan kepada para siswa agar menjaga kesopanan dan kesusilaan di dunia digital.

”Etika pelajar di dunia digital harus mampu memanfaatkan internet secara positif. Internet positif yang berupa konten, website, iklan, dan lainnya harus terbebas dari unsur pornografi, perjudian, SARA, atau konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia,” tegas Fitriyoni di hadapan siswa dan tenaga pendidik peserta diskusi.

Ratusan siswa, guru, dan staf pendidikan di sejumlah sekolah menengah di Kabupaten Padang Pariaman mengikuti kegiatan ini dengan menggelar nonton bareng (nobar) di ruang kelas. Di antaranya, MIN 1 dan MIN 3 Padang Pariaman, MAN 1 dan 3 Padang Pariaman, MTsS Al-Mukharam, MTsN 2, MTsN 3, MTsN 4, MTsN 6, MTsN 7, MTsN 8, MTsN 9 Padang Pariaman, MTsS PPM Subulussalam, dan MTsM Koto Tinggi.

Terkait tema webinar, Instruktur Madya Digital Intrepreneurship Academy Junaedi Akbar mengingatkan pentingnya perlindungan terhadap identitas  digital dan data pribadi. Apalagi, persoalan perlindungan terhadap identitas dan data pribadi, kini masih menjadi persoalan di berbagai belahan dunia.

”Pahami dan lindungi identitas digital, baik yang terlihat (nama, alamat) maupun yang tidak terlihat seperti PIN, password, sandi, OTP (One-Time Password), dengan menguncinya secara rahasia,” jelas Junaedi Akbar.

Sementara itu, menurut praktisi pendidikan Anggraini Hermana, etika pelajar di dunia digital ditandai dengan mampu menerapkan budaya digital dalam kehidupan sehari-hari dan utamanya saat berada di dunia digital. 

”Selain itu, menumbuhkan rasa cinta tanah air, mengapresiasi hasil karya orang lain, memakai hastag #karyaanakbangsa, mendukung hal-hal yang positif, melaporkan hal-hal yang negatif, berkomentar positif serta berlaku sopan kepada teman maupun guru,” rinci Anggraini Hermana.

Untuk diketahui, gelaran webinar di Kabupaten Padang Pariaman ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital. 

Hingga akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan akhir 2024.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:24
02:41
05:50
01:57
05:35
02:32
Viral