- Humas Kemensos
Mensos Risma Jelaskan Program PENA untuk Penerima Bansos dan Penyandang Disabilitas kepada Direktur OECD
tvOnenews.com - Dalam Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) Rabu (10/4) sore waktu Perancis, setelah menjadi pembicara pertama di sesi Plenary dan sesi Diskusi di hari kedua, Mensos Risma mengadakan pertemuan bilateral dengan Direktur Pusat Pengembangan OECD Ragnheidur Elin Arnadottir (Ragga) serta Direktur Urusan Tenaga Kerja dan Sosial OECD Stefano Scarpetta. Pertemuan tersebut berlangsung selama lebih dari satu jam.
Pertemuan dibuka oleh Direktur Ragga dengan memperkenalkan Mensos Risma kepada Direktur Stefano dan tim. Direktur Rangga menjelaskan bahwa Mensos Risma telah berkontribusi positif dalam banyak kegiatan Pusat Pengembangan OECD secara daring maupun secara langsung di Paris maupun di Kosta Rika, terkait dengan Inklusivitas Sosial, Startup yang Berdampak Sosial, Global Value Chain, sampai dengan Infrastruktur.
Direktur Stefano menyampaikan perkembangan proses Indonesia untuk menjadi anggota OECD serta pentingnya mencapai standar dan konsistensi penerapannya. Stefano berharap adanya komunikasi yang berkelanjutan antara OECD dan Indonesia.
Mensos Risma lebih menekankan pada kemungkinan dukungan OECD dalam jangka pendek. Untuk itu, Mensos Risma menyampaikan perkembangan Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Pahlawan Ekonomi Nusantara - PENA) yang dimulai di akhir 2022 dan telah menggraduasi (mengeluarkan) 21.333 keluarga keluar dari kemiskinan yang artinya tidak lagi menjadi penerima bantuan sosial. Mereka yang keluar dari kemiskinan termasuk lebih dari 3.500 keluarga dari penyandang disabilitas.
Mensos Risma memberikan miniatur Rumah Adat kepada Direktur Urusan Tenaga Kerja dan Sosial OECD, Stefano Scarpetta
Sementara Direktur Ragga menyampaikan konteks mengubah pendekatan pemberian bantuan sosial menjadi pemberdayaan, pasti tidak mudah bagi Indonesia karena harus mentransformasikan pola pikir, namun juga sangat menarik. Dia juga menyampaikan sebagai anggota, nantinya Indonesia akan mempunyai banyak sekutu untuk meningkatkan skala penanganan masalah seperti pemberdayaan PENA dan contoh-contoh penanganan terbaik yang dapat diterapkan dalam konteks keindonesiaan. Atau bahkan pengalaman Indonesia ini, bisa menjadi contoh bagi anggota-anggota OECD nantinya.