- Antara
PPP Tidak Lolos ke Parlemen, Layakkah Mardiono Jadi Kambing Hitam?
Penurunan suara PPP sudah terjadi di 5 Pemilu terakhir, inilah perolehan suara PPP:
- Pemilu 1999: PPP berhasil meraih 11,31 juta suara atau 10,72% dari total suara sah nasional.
- Pemilu 2004, PPP meraup 9,24 juta suara (8,12%).
- Pemilu 2009, perolehan suara PPP kembali turun menjadi 5,54 juta suara (5,33%).
- Pemilu 2014, suara PPP sempat meningkat menjadi 8,12 juta suara (6,53%).
- Pemilu 2019 perolehan suaranya kembali menyusut menjadi 6,3 juta suara (4,53%).
Partai politik, termasuk PPP, memang tak lepas dari gejolak internal. Bertahun-tahun dengan masalah dualisme kepengurusan, pada 2022 lalu, PPP kembali menghangat dengan didepaknya Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum.
Singkat cerita, PPP langsung menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di Banten yang diikuti pimpinan wilayah 29 provinsi, Majelis Syariah, Majelis Kehormatan, Majelis Pertimbangan, Banom, serta pimpinan DPP PPP. Mukernas ini menghasilkan ketetapan memberhentikan Suharso Monoarfa dan mengukuhkan H.Muhammad Mardiono sebagai PLT (pelaksana tugas) Ketua Umum DPP PPP sisa masa bakti 2020-2025.
Melihat penurunan suara yang sudah terjadi sejak lima Pemilu terakhir dan konflik yang kerap ada di tubuh PPP, apakah benar kesalahan ini ada di Mardiono?(chm)