”Apa itu rekam jejak digital? Mengapa rekam jejak digital disebut mengancam? Lalu, bagaimanakan cara menghindari ancaman tersebut? Pertanyaan itu umumnya menggantung di benak para pelajar.”.
Sumber :
  • Istimewa

Mengapa Rekam Jejak Digital Disebut Mengancam? Ini Penjelasannya

Rabu, 8 Mei 2024 - 13:08 WIB

tvOnenews.com - ”Apa itu rekam jejak digital? Mengapa rekam jejak digital disebut mengancam? Lalu, bagaimanakan cara menghindari ancaman tersebut? Pertanyaan itu umumnya menggantung di benak para pelajar.”

Fasilitator Nasional Program Sekolah Penggerak Angkatan I Syaiful Anwar mengungkapkan hal itu, saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau untuk segmen pendidikan, di Kabupaten Indragiri Hilir, Rabu (8/5).

Syaiful mengatakan, ciri generasi digital atau yang lahir setelah adopsi teknologi digital, cenderung mendambakan kebebasan berekspresi, blak-blakan (terbuka), dan aktif di berbagai platform media sosial. 

"Sayangnya mereka abai terhadap ancaman rekam jejak digital," tegas Syaiful Anwar dalam webinar yang dipandu moderator Azka Said itu.

Waspada rekam jejak digital di internet, menurut Syaiful, membutuhkan etika digital. Dia meminta pengguna digital untuk tidak abai terhadap jejak digital yang otomatis tertinggal di internet, karena bisa mengancam masa depan para penggunanya.

”Periksa jejak digital kita. Apabila terdapat jejak digital yang kurang baik, sebaiknya segera dihapus atau disembunyikan. Bijak sebelum menulis di media sosial, perhatikan dan pelajari aturan privasi dalam perangkat, dan bangun citra diri yang positif,” rinci Syaiful Anwar.

Dalam diskusi virtual bertajuk ”Waspada Rekam Jejak Digital di Internet” itu, Syaiful menyebut setiap aktivitas di dunia maya akan meninggalkan jejak digital yang sulit dihapus, bahkan akan mempengaruhi masa depan kehidupan selanjutnya.

”Buat jejak digital bersih di dunia maya: batasi informasi yang Anda bagikan, kenali dengan siapa saja Anda membagikan segala aktivitas online Anda, pastikan hanya posting hal-hal positif dan bermanfaat. Ingat apa pun yang Anda posting dapat dengan mudah diduplikasi dan di-repost,” pungkas Syaiful Anwar di depan para pendidik dan siswa sekolah menengah yang mengikuti diskusi online dengan menggelar nonton bareng (nobar) di sekolah masing-masing.

Beberapa sekolah menengah yang menggelar nobar diskusi online di Kabupaten Indragiri Hilir, di antaranya: SMAN 1 Tembilahan Hulu, SMKN 1 Kuantan Hilir, SMAN 2 Tembilahan, SMAN Dharma Pendidikan, SMANSA Kuhirang, SMAN Tuah Kemuning, SMPN 1 Keritang, SMPN 1 Tembilahan, SMPN 1 Tempuling, dan SMPN 3 Tembilahan Hulu.

Senada, dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Deny Yudiantoro menegaskan pentingnya menjaga rekam jejak digital tetap bersih dan positif. Karena, hal itu akan sangat berpengaruh pada masa depan para siswa, utamanya saat memasuki dunia kerja.

”Tips menjaga jejak digital, yakni: tidak menyebar hoaks, tidak asal posting, stop cyberbullying, dan tidak posting konten sensitif, hindari menghujat dan menghina, dan hapus komentar buruk di media sosial,” sebut Deny Yudiantoro.

Sementara, influencer Dyah Hakim berpesan agar berhati-hati dengan apa yang kita unggah di internet. Pengguna juga diingatkan supaya lebih memahami implikasi – baik positif maupun negatif, dari tindakannya di dunia maya.

”Penggunaan internet selalu meninggakan jejak digital. Kunjungan ke situs web, kirim email, berkomentar dan mengunggah konten di media sosial, belanja online, semuanya berpeluang menjadi rekam jejak yang akan tersimpan permanen di internet,” jelas Dyah Hakim.

Untuk diketahui, webinar seperti dihelat di Kabupaten Indragiri Hilir ini, merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024, berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring. 

Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia.(chm)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:56
06:46
01:58
01:28
01:07
00:53
Viral