- Didi Syachwani
Anak Tewas Tersetrum, Pengelola Sampit Water Park Bisa Dipidana Hingga 5 Tahun Penjara
Kotawaringin Timur, Kalteng – Nurahman Ramadani, salah seorang Advokat sekaligus Dosen Hukum Pidana STIH Habaring Hurung Sampit, menilai jika kasus ini harus ditindaklanjuti secara serius dan menerapkan pertanggungjawaban baik administrasi maupun pidana.
Kematian bocah berusia sekitar enam tahun akibat tersengat arus listrik saat berlibur tahun baru di wahana pemandian air Sampit Water Park, kini sudah menjadi sorotan publik.
“Secara administratif landasan yuridis bisa ditemukan pada Pasal 63 UU 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan sebagaimana yang diatur dalam ayat (1) yaitu setiap pengusaha pariwisata yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 dan/atau pasal 26 dikenai sanksi administratif,” kata pria yang akrab dipanggil Dani, Selasa (4/1/2022).
Sementara dalam ayat (2) lanjutnya, sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa teguran tertulis, pembatasan kegiatan usaha, dan pembekuan sementara kegiatan usaha.
Selanjutnya pada pasal 26 huruf d, mengatur kewajiban pengusaha pariwisata untuk memberikan keselamatan wisatawan yaitu setiap pengusaha pariwisata berkewajiban memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungankeamanan, dan keselamatan wisatawan.
“Dalam hal ini pengusaha/pengelola pariwisata berkewajiban untuk memenuhi semua yang diatur dalam Pasal 26 terutama keselamatan wisatawan yg merupakan prioritas utama bagi pengusaha/pengelola dalam pengelolaan objek wisata tersebut,” tegasnya.
Dani menambahkan, penerapan sanksi administratif yang paling relevan dalam kasus ini menurutnya adalah pembekuan sementara kegiatan usaha saat penyelidikan dan penyidikan, termasuk evaluasi yang harus dilakukan Dinas Pariwisata Kotim terhadap perlindungan keamanan, dan keselamatan wisatawan untuk memberikan efek jera sekaligus menghindari terulangnya kejadian serupa.