- Tim Tvone/Lantra
Banjir di Aceh Tenggara, 7 Sekolah SD dan Satu Pondok Pesantren Tak Bisa Lakukan Proses Belajar Mengajar
Kutacane, Aceh Tenggara - Banjir yang menerjang 4 kecamatan di Aceh Tenggara pada Rabu dini hari (5/1/2022) ternyata tidak hanya merendam belasan desa dalam kecamatan tersebut.
Informasi dihimpun sedikitnya ada 7 sekolah dasar dan salah satu pondok pesantren ternama di Agara, yakni Pondok Pesantren Nurul Islam pagi ini juga masih terendam banjir. Akibatnya aktivitas belajar mengajar tak bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agara, Bakri Saputra saat dikonfirmasi kepada tvonenews.com melalui telepon seluler Rabu (5/1/2022) mengatakan, bencana banjir yang terjadi dini hari tadi di kecamatan Bambel dan Bukit Tusam juga berdampak pada dunia pendidikan, sedikitnya ada 7 sekolah dasar (SD) terendam air banjir dan lumpur tebal.
Menurutnya, 7 sekolah yang terkena dampak banjir itu terpaksa pagi ini tak bisa dilaksanakan proses belajar mengajar (PBM) sebagaimana biasanya.
Pasalnya, air dan lumpur masih merendam sekolah tersebut dan belum surut total," kata Bakri.
Dijelaskannya, untuk 7 sekolah SD yang tak bisa melangsungkan kegiatan belajar mengajar pagi ini di kecamatan Bambel dan Bukit Tusam yakni SDN Lawe Hijau di mana halaman dan ruang kelas belajarnya masih berlumpur.
Sekolah Dasar Negri Pinding demikian, SDN 1 Kuning juga halaman dan ruang kelasnya berlumpur, sekolah SDN 1 Kuning dan SDN 2 Kuning halaman dan RKB-nya juga berlumpur.
Lalu, SDN Kuta Buluh, Kecamatan Bambel serta SDN Maha Singkil di kecamatan Bukit Tusam juga terendam lumpur.
Ditambah sekolah SD swasta IT Islamic Canter Darussalam di Kuning, Kecamatan Bambel tampak halaman dan ruang kelasnya masih berlumpur tebal.
Dari laporan kepala sekolah pagi tadi, kata Bakri ketinggian air atau lumpur yang merendam sekolah tersebut 30 centimeter hingga 50 centimeter," katanya.
Akibat banjir yang merendam sekolah tersebut, sebanyak 944 siswa yang terdiri dari 475 siswa laki-laki dan 469 siswa perempuan tak bisa mengikuti proses belajar mengajar di sekolahnya," ucap Bakri.
Lanjutnya, pihak sekolah mulai hari ini akan berupaya secara bergotong-royong untuk membersihkan lumpur yang merendam ruang kelas dan halaman sekolah mereka.
Informasi terpisah dihimpun media, selain sekolah tersebut, ternyata pesantren Nurul Islam di Desa Pinding, Kecamatan Bambel juga terkena dampak banjir.
Bahkan kemarin tengah malam hingga dini hari kawasan pondok pesantren itu ketinggian air banjir sempat mencapai 1 meteran.
Tetapi pagi ini sudah surut dan kini menyisakan lumpur tebal sehingga aktivitas belajar belum bisa dilakukan. Akibatnya terpaksa 400 lebih santri diliburkan.(Lantra/Lno)