- Istimewa
KLHK Beri Penghargaan Kalpataru 2024, Menteri LHK: Teladan dan Pahlawan Lingkungan
Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru Hassan Wirajuda menjelaskan terkait perkembangan acara ini yang sudah berlangsung sejak 1980-an. Menurutnya, tidak banyak perbedaan dalam penyelenggaraan ini. Bahkan, ia bangga penghargaan ini bisa berlangsung selama 44 tahun karena artinya, masyarakat masih antusias dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.
"Jadi kalau kita lihat bidang-bidang atau apa saja yang diberikan oleh penghargaan Kalpataru, sebetulnya tidak berubah. Artinya, kelompok konservasi, pembina, dan sebagainya. Jadi isunya juga masih relatif sama. Misalnya, pemeliharaan perluasan hutan bakau. Itu juga isu dulu. Isu sekarang lebih relevan karena isu itu juga bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim. Jadi dengan kata lain, melihat dan menghargai bahwa kita punya inisiatif yang lokal, sebagian merupakan kearifan lokal. Jauh sebelum isu climate change. Karena itu, saya menyerukan kita gelorakan kembali semangat Kalpataru ini," tutur Hassan.
Pada saat bersamaan, Plt. Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Bambang Supriyanto juga menyambut gembira adanya acara penghargaan Kalpataru 2024. Ia pun berharap para penerima penghargaan bisa menjadi teladan positif bagi masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup dan kehutanan.
"Jadi yang pertama, sebagai apresiasi, Ibu Menteri telah menyerahkan Kalpataru. Kemudian karena kepemimpinan dan keteladananya di dalam gerakan lingkungan hidup, mereka mendapatkan dana namanya replikasi untuk tahun berikutnya. Jadi harapannya keteladanan, benchmark itu bisa ditularkan ke daerah-daerah yang lain. Contohnya tadi, kalau tadi pertanyaannya adat ya, adat Punan Batu itu di Kaltara," jelas Bambang.
"Dia itu bisa mengkonservasi 18 ribu di tengah desakan masalah lahan yang begitu kuat. Dengan kearifan lokalnya, mereka hidupnya tergantung di sana. Ada wilayah adatnya, kemudian ada hukum adatnya, ada pemimpin adatnya, dan juga ada masyarakat adatnya. Ternyata dengan kearifan lokal, mereka bisa menjawab bahwa hutan itu adalah rumah dia. Rumah untuk kelangsungan hidupnya. Dan budayanya itu bisa dipertahankan," lanjutnya.
Ungkapan bahagia dilontarkan perwakilan Kelompok KTH Wanampaksi, Sujarwo yang menerima penghargaan Kalpataru 2024. Ia tak menyangka telah mendapat penghargaan ini.
"Kami kemarin kaget juga dapat penghargaan ini dan mudah-mudahan dengan penghargaan ini menambah semangat teman-teman kami dalam kegiatan berkonservasi," ujar Sujarwo.