Sejumlah remaja putri dari MTs Ma’arif Sidaraja, Sumedang, Jawa Barat pada Senin (10/6/2024)..
Sumber :
  • Antara

Dalam Proses Belajar-Mengajar, Penerapan Teknologi Harus Selaras dengan Budaya Bermedia Digital

Rabu, 19 Juni 2024 - 13:42 WIB

tvOnenews.com - Penerapan teknologi dalam proses belajar dan mengajar harus selaras dengan pilar budaya bermedia digital. Penerapan teknologi itu misalnya dapat dilakukan pada pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran daring, penggunaan media sosial edukatif, gamifikasi, dan penggunaan aplikasi belajar.

Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung Mei Santi menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, di Kabupaten Lumajang, Rabu (19/6). 

Santi mengatakan, penggunaan teknologi dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa akan bekerja sama dalam menyelesaikan proyek yang menggunakan teknologi digital, seperti membuat video atau presentasi. Sementara penggunaan teknologi dalam pembelajaran daring, siswa akan mengikuti kelas online menggunakan platform e-learning atau aplikasi video conference.

”Adapun penggunaan media sosial edukatif, memungkinkan guru dan siswa menggunakan media sosial untuk berbagi informasi, berinteraksi, dan berdiskusi,” jelas Mei Santi dalam diskusi yang dipandu moderator Annisa Rilia.

Dalam diskusi virtual bertajuk ”Teknologi untuk Mendukung Proses Belajar dan Mengajar” itu, Santi menegaskan, penggunaan teknologi juga dapat dilakukan dengan membuat game atau permainan edukatif untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. ”Selain itu, siswa dapat menggunakan aplikasi belajar untuk mempelajari materi secara mandiri dan berwawasan luas,” tegasnya.

Santi menambahkan, era teknologi digital banyak memberikan kemudahan dan kecepatan untuk mendapatkan pengetahuan. ”Proses belajar dan mengajar dapat berlangsung efisien dengan banyaknya aplikasi yang mendukung pembelajaran,” pungkas Mei Santi di depan para pendidik dan siswa sekolah menengah yang mengikuti diskusi online dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.

Sekolah menengah di Kabupaten Lumajang yang mengikuti kegiatan nobar di ruang kelas, di antaranya: SMAN 1 Jatiroto, SMAN 1 Tempeh, SMAN 1 Kunir, SMAN 2 dan SMAN 3 Lumajang, SMAN Senduro, SMAN Klakah, SMAN 1 Pronojiwo, dan SMAN Candipuro. 

Pemanfaatan dunia dan perangkat digital secara positif, baik, dan benar, menurut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jember Sugeng Trianto, dapat mempermudah akses informasi pelajaran dan pendidikan global. Penggunaan perangkat digital yang baik dan benar, artinya memanfaatkan telepon pintar untuk keperluan belajar, mengakses informasi seperlunya, menyaring informasi yang ada, serta mengintegrasikan media sosial dalam materi pelajaran.

”Tapi ingat, di dunia digital ada etika yang harus dipatuhi. Gunakan teknologi dengan bijak, mengakses informasi yang akurat, juga membangun keterampilan kritis dalam memilah informasi yang valid,” jelas Sugeng Trianto.


 
Sementara, musisi Man Osman mengingatkan pentingnya pemahaman keamanan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi digital. Kemudahan akses atau aksesibilitas, fleksibilitas sumber dan materi pembelajaran harus dibarengi dengan sikap kehati-hatian dan kemampuan penanggulangan ancaman siber.

”Ancaman keamanan siber bisa berupa malware, phising, dan peretasan. Lebih dari itu, siswa dan pendidik juga harus mengantisipasi banyaknya misinformasi demi akurasi dan keandalan informasi yang didapat,” pungkas Man Osman.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Lumajang ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
 
Sampai dengan akhir 2023, program #literasidigitalkominfo ini tercatat telah diikuti sebanyak 24,6 juta orang, sejak dimulai pada 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
00:56
02:26
00:41
01:23
00:56
01:52
Viral