- Istimewa
Dimeriahkan Kangen Band, Puluhan Ribu Warga Pelalawan Hadiri Diskusi Luring Kemkominfo
Diskusi berlangsung semarak. Selain dimeriahkan dengan penampilan Kangen Band, hajatan ini juga dihadiri sejumlah kelompok masyarakat (komunitas) di Kabupaten Pelalawan. Di antaranya, Komunitas Pemuda Melayu Pelalawan, Komunitas Muda Pangkalan Kerinci, Pelalawan Cermat Ceria, Langgam Seikijang Bisa, Komunitas Maju Pelalawan, serta warga masyarakat lainnya.
Dari perspektif budaya digital, Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Riau Wahyu Ari Sandi mengatakan, budaya Melayu Riau mengacu pada suku, bahasa, seni tradisi, kerajinan, adat istiadat, maupun kuliner. Hal itu tercermin dalam beberapa pertunjukan festival dan helat budaya: Festival Budaya Melayu Riau, Bono Culture Festival, Malay Food Festival, Pacu Jalur, Festival Benteng Tujuh Lapis, dan lainnya.
”Riau telah mendunia melalui Riau Rhythm di Chicago, New York, New Jersey (USA) serta Spanyol. Riau mendunia juga melalui ramuan musik kontemporer dan hikayat sajian kelompok Djangat. Viralkan budaya Riau dengan rekaman konten budaya, dan banjiri media sosial dengan konten budaya Riau,” ajak Wahyu Ari Sandi.
Sementara, menurut praktisi TIK Indonesia Moh. Rouf Azizi, menampilkan budaya lokal secara akurat dan penuh rasa hormat merupakan suatu keharusan untuk membangun pemahaman yang mendalam dan menghargai kekayaan budaya suatu komunitas.
”Tips untuk melakukan itu tanpa menggunakan stereotip, yakni penelitian yang mendalam, berpikir multidimensional, konsultasi dengan orang lokal, menghindari klise atau stereotip, serta menghargai dan menghormati,” sebut Moh. Rouf Azizi.
Untuk diketahui, diskusi luring seperti digelar di Kabupaten Pelalawan ini berada di bawah naungan program besar: Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya Kemkominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, program #literasidigitalkominfo ini tercatat telah diikuti sebanyak 24,6 juta orang, yang dimulai sejak 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.