Stadion Narasinga Rengat, Indragiri Hulu (Inhu), Riau, digoyang pedangdut Siti Badriah, Minggu (28/7)..
Sumber :
  • Istimewa

Puluhan Ribu Warga Indragiri Hulu Hadiri Diskusi Literasi Digital di Arena Inhu Fest 2024

Minggu, 28 Juli 2024 - 22:02 WIB

tvOnenews.com - Stadion Narasinga Rengat, Indragiri Hulu (Inhu), Riau, digoyang pedangdut Siti Badriah, Minggu (28/7). Sibad, julukan penyanyi asal Bekasi itu, hadir untuk meghibur puluhan ribu peserta diskusi literasi digital yang dihelat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Inhu dan komunitas pemuda setempat. 

Mengusung tema ”Keamanan Data Pribadi dalam Transaksi Online”, diskusi luring (offline) yang ”chip in” di acara Inhu Fest 2024 itu, dimaksudkan untuk memberikan bekal pemahaman ihwal keamanan data pribadi dalam transaksi online kepada pemuda dan organisasi kepemudaan (komunitas) di Inhu dan sekitarnya.
 
Mengawali diskusi, Kepala Bidang Penyelenggaraan e-Governmet Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indragiri Hulu Ade Khairani Nasution mengatakan, keamanan data semakin krusial di era digital. Kebocoran data dapat menimbulkan berbagai dampak negative. Mulai dari penipuan, pencurian identitas, hingga kerugian finansial yang besar. 

”Memahami perkembangan taktik para pelaku kejahatan data merupakan langkah awal untuk melindungi diri dan organisasi. Pengamanan data pribadi dan privasi wajib dilakukan oleh pengguna digital,” jelas Ade Khairani dalam diskusi yang dipandu moderator Mitra Dwi Haqqi.

Dalam diskusi yang dikemas dengan format talkshow itu, Ade mengingatkan banyaknya kejadian kebocoran data di masa lalu yang masih menggunakan sistem penipuan acak. Yakni, para pelaku penipuan melakukan aksinya secara acak. 

Mereka, sambung Ade, tidak memiliki informasi spesifik mengenai targetnya. Serangan penipuan di masa lalu bersifat umum dan kurang efektif, karena pelaku hanya mengandalkan keberuntungan untuk menemukan korban yang mudah ditipu. 

”Bedanya, saat ini kebocoran data dan penipuan lebih bersifat terstruktur. Dampak kebocoran data, para pelaku kejahatan memiliki informasi yang lebih lengkap tentang target mereka, dan dapat menargetkan korban secara lebih akurat dan efektif,” ujar Ade Khairani Nasution.

Ade menambahkan, penipuan saat ini lebih terstruktur karena pelaku sudah memiliki data pribadi, nomor telepon, dan profil korban. Mereka dapat menyasar target yang lebih spesifik, dan dampak yang ditimbulkan pun kini lebih besar.

Diskusi dan konser musik ini dihadiri oleh sejumlah komunitas masyarakat Inhu. Di antaranya, Komunitas INHU Cemerlang, Komunitas Masyarakat INHU Bersatu, Komunitas Masyarakat Cermat INHU, Komunitas INHU Ready, Komunitas Pemuda Produktif INHU, serta masyarakat Kabupaten Inhu dan sekitarnya.

Dari perspektif berbeda, praktisi literasi dan Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) Indonesia Moh. Rouf Azizi menambahkan, kompetensi keamanan digital wajib dimiliki para pengguna. Kompetensi itu meliputi keamanan perangkat, identitas, penipuan, rekam jejak, dan keamanan digital bagi anak.

”Selain itu, pengguna juga wajib berhati-hati terhadap phising. Yakni, upaya mendapatkan informasi data dengan teknik pengelabuan. Sasarannya, data pribadi, data akun, maupun data finansial,” jelas Moh. Rouf Azizi.

Sementara dosen UPN ”Veteran” Yogyakarta Awang Hendrianto Pratomo meminta para pengguna untuk menjaga etika saat berada di dunia digital. ”Think before text, atau jangan terlalu percaya dengan internet hingga mengunggah data pribadi Anda. Sebaiknya, cek URL yang dituju dan terjamin keamanannya,” tegasnya.

Untuk diketahui, diskusi luring seperti digelar di Kabupaten Inhu, Provinsi Riau, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital. 

Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
07:31
11:58
02:01
04:51
04:30
01:19
Viral