- tvOne
Tips Amankan Data Pribadi di Ruang Digital: Kalau Tak Mau Repot, Jangan Harap Aman
tvOnenews.com - Di masa kini, ketika semua urusan sudah serba digital, data pribadi ibarat minyak atau emas yang bernilai tinggi. Banyak yang ingin mencuri dan menyalahgunakan. Tak sedikit yang menjualnya di pasar gelap. Hati-hati dan cerdas membagi data pribadi menjadi kunci keamanan, agar tepat pemanfaatannya di ruang digital.
”Saat ingin mendapatkan layanan publik secara digital, kita mesti waspada dan cermat. Juga saat mengunduh aplikasi atau software, dan membuat akun media sosial, karena kita mesti dimintai data pribadi secara digital,” tutur Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Timur Aruji, saat menjadi narasumber dalam diskusi literasi digital di GOR Paduka Berhala, Tanjab Timur, Provinsi Jambi, Senin (19/8) petang.
Diskusi luring itu digelar ”chip in” dalam rangkaian kegiatan Semarak HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, yang dihelat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Dukcapil Provinsi Jambi. Diskusi mengusung tema ”Jaga Data Pribadi Agar Diri Aman di Ruang Digital”.
Usai diskusi, hajatan Semarak Kemerdekaan – yang dihadiri puluhan ribu warga masyarakat itu – kemudian dimeriahkan dengan penampilan grup band Type-X dari Jakarta. Panitia juga menyiapkan banyak doorprize menarik, termasuk hadiah ibadah umrah untuk peserta yang beruntung.
Melanjutkan paparannya, Aruji mengatakan, kewaspadaan diperlukan, antara lain dengan memastikan website layanan dan aplikasi yang meminta akses kita adalah resmi. Selain itu, jangan asal klik sembarang link tanpa verifikasi kebenarannya. Sebab, kalau ceroboh, mereka mudah menyalahgunakan data pribadi kita.
”Kalau itu terjadi, kita tidak hanya rugi sosial dengan rusaknya jejak digital. Tapi pencuri data digital itu bisa mengakses akun atau rekening bank digital kita, dan menguras isinya,” tambah Aruji.
Aruji mengingatkan: kalau mau aman, kita mesti mau repot memverifikasi dan bikin password yang unik. Kalau tak mau repot, jangan minta aman. ”Walau di ruang digital tidak ada jaminan 100 persen aman, tapi kita mesti membuat pencuri repot mengganggu data pribadi kita,” ujarnya.
Dari sudut pandang berbeda, Wakil Bupati Tanjab Timur Robby Nahliansyah menjelaskan, menjaga dan meningkatkan kecakapan terkait keamanan digital mesti selalu di-upgrade. Juga kecakapan dalam memahami siklus data, baik terkait tata kelola, deteksi maupun respons data pribadi.
”Kalau tahu ada data kita yang rusak, segera blokir dan perbaiki. Juga, pulihkan data dari infeksi, karena pencuri semakin pintar. Terus berhati-hati dan waspada,” pesan Wabup Robby dalam diskusi yang dipandu dosen UIN STS Jambi Agusriandi selaku moderator.
Sementara, Kepala Unit Satresnarkoba Polres Tanjab Timur Ipda Heri Arfiyansyah mengingatkan, potensi pencurian data bisa datang dari mana saja. Dalam jagad digital, kata Heri, beragam platform media sosial, e-mail, pesan instan, dan konferensi video telah mempermudah individu terhubung dengan teman, keluarga, dan kolega di seluruh dunia.
”Tapi kalau terjadi penyalahgunaan data atau sampai terjadi pencurian identitas pribadi, permasalahannya jadi serius,” tambah Heri Arfiansyah, dalam diskusi yang diikuti sejumlah komunitas UMKM dan pemuda. Di antaranya, Sabak Trail Community (STC), Ikatan Bujang Gadis Tanjab Timur, Sound of Zabaq, Komunitas Sanggar Bukit Menerang, serta masyarakat Kabupaten Tanjab Timur dan sekitarnya.
Untuk diketahui, diskusi di tengah hajatan Semarak Kemerdekaan seperti digelar di Tanjab Timur ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo sejak 2017. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai akhir 2023, program peningkatan #literasidigitalkominfo itu tercatat telah diikuti sebanyak 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)