Ilustrasi..
Sumber :
  • Istimewa

Gen-Z di Era Digital, Miliki Perhatian Pendek tapi Peduli pada Isu Sosial

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 13:10 WIB

tvOnenews.com - Generasi Z (Gen-Z) merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997-2012, setelah Generasi Milenial dan sebelum Generasi Alpha. Mereka generasi pertama yang lahir di era digital, dan tumbuh dengan akses internet dan teknologi sejak usia dini. Gen-Z juga disebut sebagai ”Digital Native” atau warga asli digital dan ”Zoomer”.

”Tumbuh dengan teknologi digital, Gen-Z dipercaya sebagai generasi yang familiar internet, media sosial, dan perangkat pintar. Selain itu mereka juga melek teknologi, multitasking, memiliki perhatian pendek namun peduli pada isu sosial,” tutur Pengawas SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Dermawati dalam webinar literasi digital di Kabupaten Lampung Utara, Sabtu (24/8).

Mengusung tema ”Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital”, diskusi online untuk segmen pendidikan yang diikuti siswa dan tenaga pendidik dengan menggelar nonton bareng (nobar) itu, diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung.

Dermawati mengatakan, paparan teknologi merupakan salah satu tantangan pendidikan karakter di era digital. Paparan itu bisa berupa dampak positif dan negatif dari penggunaan teknologi, maupun ketergantungan pada perangkat digital dan media sosial.

”Tantangan lain, yaitu adanya informasi berlebih yang mengharuskan seseorang bisa memilah informasi yang benar dan berguna. Lalu, tantangan risiko terpapar konten negatif dan hoaks, serta budaya instan. Dampak dari budaya instan terhadap karakter, mencakup kesabaran, kerja keras, dan tanggung jawab,” jelas Dermawati dalam diskusi virtual yang dipandu moderator Firdha itu.

Adapun strategi pendidikan karakter Gen-Z, menurut Dermawati, yaitu pendekatan teknologi, menggunakan media digital dan platform online sebagai alat pembelajaran karakter, maupun edukasi tentang jejak digital dan konsekuensinya. Selain itu, juga harus melibatkan orang tua dan guru, serta dukungan program sekolah.

”Peran orang tua dan guru dalam membimbing dan mengawasi penggunaan teknologi, membentuk aturan penggunaan teknologi yang sehat di rumah dan sekolah. Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum dan aktivitas ekstrakurikuler hingga mengadakan workshop dan seminar tentang etika digital,” tutup Dermawati di hadapan pelajar yag mengikuti nobar diskusi dari sekolah masing-masing.

Sejumlah sekolah yang menggelar nobar diskusi online di Kabupaten Lampung Utara dan sekitarnya, antara lain: SMPN 1 Tanjung Raja, SMPN 3 Tanjung Raja, SMPN 1 Abung Barat, SMPN 2 Abung Semuli, dan SMPN 1 Abung Selatan. 

Dari sudut pandang budaya digital, Ketua Program Studi S1 Kewirausahaan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo M. Adhi Prasnowo mengatakan, Gen-Z perlu pemahaman multikulturalisme dan pluralisme yang membutuhkan upaya pendidikan sejak dini. 

”Selain itu, perlu juga meningkatkan kemampuan membangun mindfulness communication atau komunikasi sadar yang dibangun dari prinsip kejujuran dan ketulusan, serta komunikasi yang saling memanusiakan,” jelas M. Adhi Prasnowo.

Semetara, Sekretaris Yayasan Pendidikan Cendekia Utama Meithiana Indrasari menambahkan, Gen-Z perlu mengenal dan memahami adanya hak dan tanggung jawab di dunia digital. ”Menjaga hak-hak atau reputasi orang lain. Menjaga keamanan nasional, ketertiban masyarakat, atau kesehatan dan moral publik,” tegasnya.

Untuk diketahui, nobar webinar seperti digelar di Kabupaten Lampung Utara ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital. 

Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral