Ilustrasi..
Sumber :
  • Viva

Simak, Ini Jurus Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika, dan Berdaya

Senin, 9 September 2024 - 14:43 WIB

tvOnenews.com - Warga digital yang cakap antara lain ditunjukkan dari kemampuan mengakses, mengevaluasi, dan menganalisis informasi secara kritis. Selain itu, mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Lebih lengkapnya, kecakapan digital juga mensyaratkan pemahaman terkait cara melindungi privasi dan keamanan data pribadi. 

Wakil Ketua Umum Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia Eko Prasetya menyampakan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, di Kabupaten Jombang, Senin (9/9).

Sementara, lanjut Eko, untuk menjadi warga digital yang beretika, ia harus mampu berkomunikasi dengan sopan di media sosial dan platform lainnya, menghargai hak cipta dan konten yang dimiliki orang lain, tidak menyebarkan berita palsu (hoaks) atau informasi yang dapat merugikan orang lain, maupun menjaga batasan privasi diri sendiri dan orang lain.

”Adapun berdaya secara digital, artinya menggunakan teknologi untuk pengembangan diri, seperti belajar keterampilan baru, dan membangun karier,” tutur Eko Prasetya dalam diskusi bertajuk ”Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika, dan Berdaya”.

Berdaya secara digital, sambung Eko, juga berarti berpartisipasi dalam diskusi atau aktivitas sosial yang membangun, baik di komunitas lokal maupun global. ”Intinya, mempengaruhi perubahan positif melalui kampanye digital atau gerakan online,” tegas Eko dalam diskusi yang dipandu moderator Anissa Rilia.

Eko menambahkan, kita sesungguhnya tidak pernah tahu siapa sebenarnya lawan bicara kita di internet. Untuk itu, aktivitas di ruang digital butuh waspada dan kehati-hatian, atau mempertimbangkan faktor keamanan digital (digital safety).

”Yang dimaksud dengan digital safety di sini, yakni melibatkan praktik, alat, strategi yang digunakan untuk melindungi data, identitas, sistem digital, dan jaringan,” pungkas Eko Prasetya di hadapan para santri madrasah yang mengikuti diskusi dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari aula dan ruang masing-masing.

Sejumlah madrasah di Kabupaten Jombang yang mengikuti kegiatan nobar kali ini, di antaranya: MTs Umar Zahid Semelo, MA Unggulan Wahab Hisbulloh Tambak Beras, MAN 5, MAN 7, dan MAN 8 Jombang, MTs Al-Anwar Paculgowang, MTsN 2, MTsN 11, dan MTsN 14 Jombang, MA Darul Ulum Bandung, MTs Babussalam Kalibening, MA Hasyim Asyari, dan MAS Ihsanniat.

Dari sudut pandang berbeda, dosen Universitas Dr. Soetomo Surabaya Meithiana Indrasari mengatakan, menjadi warga digital yang beretika harus mampu membuat rekam jejak positif, menghindari perundungan siber (cyberbullying), ujaran kebencian (hate speech), serta berbagai jenis konten negatif.

”Jejak digital yang positif: berpikir sebelum bertindak, menghindari tindakan yang melanggar hukum, berkomunikasi dengan sopan dan santun, menghindari konten yang tidak pantas, menjaga privasi, dan membangun citra positif,” rinci Meithiana Indrasari.

Sementara itu, dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Eko Pamuji lebih khusus meminta warga digital untuk menghindari perundungan siber. Hal itu mengingat hasil riset polling Indonesia bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2019, 49 persen pengguna internet Indonesia pernah di-bully.

”Bentuk perundungannya mulai dari menyerang (attacking), intimidasi, kekerasan (violence), pendiskreditan, pelecehan (abuse), penghinaan (humiliate), pengancaman (threat), pengasingan, hingga disrespek,” jelas Eko Pamuji.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Jombang ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
 
Sampai dengan akhir 2023, program #literasidigitalkominfo mencatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral