Tim Indonesia berkomunikasi saat bertanding melawan Arab Saudi di babak penyisihan Grup B pada eSport nomor League Legends Asian Games 2018..
Sumber :
  • Antara

Tren Games dan Esports di Era Digital, Tawarkan Peluang Ekonomi Baru

Rabu, 11 September 2024 - 12:27 WIB

tvOnenews.com - Tren games dan esports di era digital telah mengalami pertumbuhan pesat, mentransformasi hiburan dan olahraga tradisional. Industri ini telah menjadi bagian penting dari budaya pop global, menawarkan peluang ekonomi baru dan platform bagi para pemain profesional. 

”Perkembangan esports profesional semakin pesat, ditandai munculnya turnamen dan liga dengan hadiah besar dan penonton yang besar,” tutur dosen IAIN Kerinci Jafar Ahmad dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Kantor Kemenag Provinsi Jawa Timur, di Jombang, Rabu (11/9).

Jafar mengatakan, dampak teknologi digital pada indusrtri games dan esports di antaranya peningkatan aksesibilitas, yakni teknologi digital telah membuat game lebih mudah diakses, memungkinkan pemain di seluruh Indonesia untuk terhubung dan bersaing. 

Selain itu, perkembangan games, platform esports, dan pengembangan ekosistem. Misalnya, teknologi grafis, AI, dan VR telah meningkatkan kualitas game dan pengalaman bermain, serta menarik lebih banyak pemain. 

”Platform streaming dan media sosial telah menciptakan peluang bagi esports untuk tumbuh dan mencapai audiens global. Teknologi digital mendukung pengembangan ekosistem esports, termasuk turnamen, tim profesional, dan sponsor,” jelas Jafar Ahmad dalam diskusi online yang dipandu moderator Chichi Zakaria itu.

Dalam diskusi virtual bertajuk ”Tren Games & Esports di Era Digital”, Jafar menyebut bahaya game online yang memiliki daya tarik kuat bagi banyak orang. Di antaranya, dampak kesehatan fisik dan mental, hubungan sosial maupun prestasi akademik.

”Dampak kesehatan fisik seperti mata, lelah, gangguan tidur, dan obesitas. Dampak mental, memicu stres, depresi, dan kecemasan. Terlalu fokus pada game online dapat mengabaikan hubungan dengan keluarga dan teman, hingga penurunan kinerja,” pungkas Jafar Ahmad di hadapan para santri madrasah yang mengikuti diskusi dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari aula dan ruang kelas masing-masing.

Sejumlah madrasah di Kabupaten Jombang yang mengikuti kegiatan nobar kali ini, di antaranya: MAN 2 Jombang, MTs Bahrul Ulum Genukwatu, MTsN 3, dan MTsN 17 Jombang, MAN 4 Denanyar, MA Al Bairuny, MA Mamba’ul Ma’arif Denanyar, MA & MTs Nurul Quran, MAS Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng, dan MTs Al Anwar Cangkringrandu Perak. 

Tren utama dalam industri games dan esport di era digital, menurut Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung Mei Santi, ditandai dengan dominasi mobile gaming, peningkatan esports, pergeseran preferensi genre dan games sebagai ekspresi diri. 

”Esports sebagai gaya hidup ditandai dengan munculnya komunitas gamer yang semakin besar dan solid, merchandise dan produk turunan esports, serta influencer dan streamer games,” jelas Mei Santi
 
Sementara, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang Muhajir meminta para santri dan pelajar berlaku sopan di dunia digital, berpedoman pada etika digital, yakni bertanggung jawab, kolaborasi dan kreativitas, serta menciptakan lingkungan digital yang aman dan positif.

”Penting untuk menjaga lingkungan digital di kelas tetap aman dan positif dengan memahami etika digital, melindungi informasi pribadi, dan menghindari perilaku bullying online,” pesan Muhajir.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Jombang ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
 
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program #literasidigitalkominfo ini tercatat telah diikuti sebanyak 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:33
07:01
06:26
01:11
02:39
02:22
Viral