Ilustrasi..
Sumber :
  • Istimewa

Jumlah Pengguna Internet Tembus 221 Juta, Tapi Belum Optimal Manfaatkan Teknologi

Selasa, 17 September 2024 - 12:40 WIB

tvOnenews.com - Indikasi masyarakat Indonesia sudah familiar dengan dunia digital tercermin dari pengguna internet yang mencapai lebih dari 221 juta, dan 191 juta pengakses media sosial. Meski begitu, banyak pengguna internet yang belum memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi itu untuk aktivitas positif secara optimal.

Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Eko Pamuji menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara, di Kabupaten Minahasa Selatan, Selasa (17/9).

Eko menegaskan, media sosial (medsos) bekerja dengan algoritma yang dapat membahayakan. Algoritma akan menawarkan semakin banyak konten serupa. Algoritma di medsos bisa menjadi malapetaka jika kita terus didera oleh konten-konten tertentu.

”Kita perlu waspada beraktivitas di dunia digital. Sikap positif dengan menyebarkan konten yang baik akan membuat algoritma yang ditawarkan medsos bersifat positif,” jelas Eko Pamuji dalam diskusi yang dipandu moderator Azka Said itu.

Dalam diskusi online bertajuk ”Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif”, Eko menambahkan, media sosial juga memiliki sifat yang dikenal dengan ”echo chamber” atau ruang gema sebagai dampak algoritma medsos. Di sini, seseorang menemukan ide-ide mereka didukung dan digaungkan oleh individu lain yang berpikiran sama.

”Waspada jebakan algoritma dalam echo chamber berbahaya. Perluas jangkauan pertemanan dengan yang tidak satu gagasan atau sepemikiran. Akses aneka media dan informasi, bukan hanya yang sepemikiran saja, dan bersikaplah kritis,” tegas Eko Pamuji di hadapan pelajar peserta diskusi yang mengikuti acara dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah.

Sejumah sekolah menengah yang menggelar nobar diskusi online di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan dan sekitarnya kali ini, antara lain: SMPN 1 dan SMPN 2 Amurang, SMPN 1 Tareran, SMPN 2 Sinonsayang, SMAN 1 Tenga, SMPN 1 Maesaan, dan SMPN 2 Tatapaan.
 
Dari sudut pandang berbeda, Sekretaris Yayasan Pendidikan Cendekia Utama Meithiana Indrasari meminta pelajar untuk meningkatkan kompetensi kecakapan digital. Kecakapan itu sangat dibutuhkan untuk dapat membedakan konten berbahaya dan konten positif yang bermanfaat.

”Individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” rinci Meihiana Indrasari.
 
Pemanfaatan internet untuk menyebarkan konten positif menurut praktisi komunikasi Andi Widya Syadzwina, yaitu inspiratif, informatif, edukatif, dan menarik atau menghibur. Cirinya, harus bermanfaat, bernilai, berkualitas, tidak menyinggung SARA, dan tidak mengandung intimidasi, kekerasan, serta pornografi.

”Konten harus dapat menginspirasi masyarakat atau warganet yang melihat, memberikan informasi yang positif dan bermanfaat, memiliki nilai-nilai edukasi sehingga dapat menambah value atau nilai hidup, serta menarik minat atau perhatian dari warganet,” jelas Andi Widya Syadzwina.

Untuk diketahui, diskusi luring di tengah festival seperti digelar di Kabupaten Minahasa Selatan ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital. 

Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada 2018, penetrasi internet Indonesia tercatat berada di angka 64,8 persen. Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023.(chm)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:23
04:46
05:39
03:03
03:29
02:11
Viral