- ANTARA
Pekerja Migran Tewas Alami Pendarahan Otak di Suriah, Pihak Keluarga Curiga soal Kronologi Jatuh dari Tangga, Ini Alasannya
Jakarta, tvOnenews.com - Pekerja migran asal Kampung Cimaja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bernama Sri Erni Juniarti (40) dikabarkan meninggal dunia di Suriah.
Meninggalnya Sri Erni diduga akibat terjatuh dari tangga hingga mengalami pendarahan di otak.
"Keluarga menerima kabar bahwa Sri meninggal dari petugas Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus, Suriah beberapa hari lalu. Informasi yang kami terima Sri, meninggal pada 19 September 2024," kata keponakan korban, Bambang Permadi saat ditemui di rumah duka di Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Sabtu (28/9/2024).
Menurut Bambang, saat ini jenazah Sri berada di salah satu rumah sakit di Suriah.
Namun, pihaknya belum mengetahui pasti kapan jenazah akan dipulangkan ke kampung halamannya.
Sebab, pihak KBRI di Damaskus sedang mengurus administrasi kepulangan Sri Erni.
Bambang menambahkan Sri berangkat ke Suriah tanpa sepengetahuan siapa pun pada 2022.
Dia menuturkan Sri bahkan baru memberi kabar keluarganya di Cimaja seusai delan bulan bekerja di Suriah.
Bambang tidak yakin bahwa, bibinya itu meninggal karena kecelakaan kerja yakni terjatuh di tangga sehingga mengalami pendarahan di otak, seperti yang diinformasikan petugas KBRI Damaskus.
Kerabat korban lainnya yakni Jamilah (60) mengaku sudah menganggap Sri seperti anak kandungnya sendiri, karena sejak kecil sudah ikut dirinya.
Sejak menerima kabar Sri meninggal dunia, hingga saat ini dirinya masih diselimuti duka yang mendalam, apalagi jenazahnya belum dipulangkan ke kampung halaman.
Keberangkatan Sri ke Suriah sudah mendapatkan restu dari suami dan tiga anaknya. Alasan berangkat ke negara tersebut ingin memperbaiki perekonomian keluarga ditambah sebelumnya pernah bekerja di Arab Saudi sekitar dua tahun dari 2010 hingga 2012.
Sepulang dari Arab Saudi, Sri sempat bekerja menjadi buruh pabrik selama enam tahun terhitung sejak 2013 hingga 2019. Akan tetapi, karena pandemi COVID-19, Sri dipecat dan bekerja sebagai buruh serabutan membantu suaminya.
"Sejak kecil Sri sudah tinggal bersama saya, kemudian setelah menikah ikut bersama suaminya. Kemudian beberapa bulan sebelum berangkat ke Suriah, Sri sempat tinggal di rumah saya dan menitipkan anak-anaknya," katanya.
Dia berharap jenazah Sri bisa dipulangkan secepatnya dan hak-haknya seperti upah serta asuransi pun diberikan untuk membiayai anak-anaknya yang masih kecil untuk sekolah dan lainnya.(ant/lgn)