- Istimewa
Waspada, Media Sosial Bisa Bikin Gangguan “Rumput Tetangga Lebih Hijau”
tvOnenews.com - Media sosial dikenal memiliki dampak buruk terhadap kesehatan mental seperti merasa iri, kesepian, depresi dan cemas, fear of missing out (FOMO), dan tempat cyberbullying. Bahkan, media sosial juga dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman dan kurang percaya diri (insecure).
”Insecure merupakan keadaan kurang percaya diri dan merasa lebih rendah dari orang lain, sehingga merasa tidak aman dan gelisah dalam hidup,” tutur pegiat literasi digital Indonesia Moh. Rouf Azizi dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau, di Kota Batam, Senin (7/10).
Dalam diskusi online bertajuk ”Apa Benar Media Sosial Bikin Insecure?”, Rouf mengatakan, insecure disebabkan oleh pemikiran negatif tentang diri sendiri, yang jika berlebihan dapat menyebabkan gangguan mental. Tanda-tandanya, yaitu sering membandingkan dengan orang lain atau sering merasa ’rumput tetangga lebih hijau’.
”Lalu, ada obsesi menjadi sempurna (perfeksionis), sering tidak percaya diri dalam banyak hal, dan merasa sedih atau mudah terpengaruh komentar orang lain,” jelas Moh. Rouf Azizi dalam diskusi yang dipandu moderator Nabila Amanda Putri itu.
Menurut Rouf, agar bebas dari insecure saat bermedia sosial, pengguna mulai menggali dan menemukan kelebihan diri sendiri. Caranya, fokus pada kelebihan karena banyak hal bisa dilakukan yang tanpa kita sadari, dan jangan fokus pada kekurangan yang dapat menciutkan mental.
”Bersyukur dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain, lakukan hal yang membahagiakan diri, dan kelilingi dirimu dengan orang yang sportif,” imbuh Moh. Rouf Azizi di hadapan siswa yang mengikuti acara diskusi dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.
Sejumlah sekolah yang menggelar nobar diskusi online di Kota Batam, Kepri kali ini, antara lain: SMPN 3, SMPN 24, SMPN 25, SMPN 40, SMPN 47, SMPN 56, SMPN 57, SMP IT UA, SMP IT Nurul Muhjirin, SMP Az Zainiyah Nahdatul Watan, dan SMAN 1 Batam.
Dari sudut pandang berbeda, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA AWS) E. Rizky Wulandari menambahkan, dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental paling besar terjadi pada generasi muda.
”Dampak yang sangat nyata terjadi pada generasi Z yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari di media sosial, dan generasi Z memiliki kesehatan mental yang buruk,” tegas Rizky Wulandari mengutip tim McKinsey Health Institute dalam laporannya.
Sementara, dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) Deny Yudiantoro meminta pelajar memiliki kecakapan digital, dan memanfaatkan media sosial untuk hal positif agar tidak insecure.
”Manfaatkan media sosial untuk belajar, membangun networking seluas-luasnya, mempromosikan sekolah, mencari ide dan inspirasi, dn membangun personal branding dan school branding,” rinci Deny Yudiantoro.
Untuk diketahui, nobar webinar seperti digelar di Kota Batam, Kepri, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
(chm)