Ditolak Pramono, Program “Magrib Mengaji” Didukung Tokoh Agama Ridwan Kamil,jakarta,pilkada.
Sumber :
  • IST

Ditolak Pramono, Program “Magrib Mengaji” Didukung Tokoh Agama

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 15:19 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Program 'Maghrib Mengaji' bagi anak-anak se-Jakarta yang digagas pasangan Ridwan Kamil-Suwono jika memenangi kontestasi Pilkada Jakarta, disambut positif Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta Agus Suradika.
 
“Ya, jika benar itu sangat bagus agar anak-anak Jakarta rajin mengaji. Kami setuju program salat berjemaah dan mengaji jika dilaksanakan secara baik dan konsekuen,” tutur Gus Fahrur di Jakarta, dikutip Jumat (18/10/2024).

“Itu tradisi lama di Jakarta. Habis Magrib menjelang Isya itu biasanya anak-anak mengaji di surau dan pernah dulu wali kota Jakarta Barat menginisasi itu, tapi karena lingkupnya mungkin hanya berupa edaran dari wali kota, program itu tidak berjalan maksimal,” ungkap Agus Suradika di Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Program Magrib Mengaji yang dimunculkan pasangan RK-Suswono ini sempat menuai polemik tatkala duet Pramono-Rano menganggap RK-Suswono menjadikan agama sebagi alat kampanye. Pramono menegaskan, agama dan etnis tak boleh digunakan dalam politik. Politikus PDIP itu berdalih, pihaknya ingin menciptakaan rasa aman bagi warga Jakarta.

Pramono lantas juga menyinggung RK-Suswono yang menggagas program wajib mengaji bagi anak sekolah. Dia mengatakan, Pilgub bukan bersifat keagamaan melainkan membangun Jakarta.
"Sama sekali tidak. Bahwa ada yang mengusulkan untuk sampai magrib di SMA-nya kemudian mengaji, ya silakan lah mereka saja, kami tidak. Karena bagi kami yang namanya Pilgub ini bukan hal yang bersifat keagamaan, tetapi bagaimana membangun Jakarta," ujar Pramono di hadapan warga di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara, Sabtu (28/9/2024) lalu.

Perlu Suasana Religius

Gus Fahrur menekankan, suasana religius merupakan nilai yang sangat penting dalam kehidupan manusia modern karena kitab suci mengajarkan nilai-nilai luhur yang perlu digunakan sebagai pedoman dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 

“Pembentukan karakter dengan landasan akhlak moral keagamaan ini jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan landasan lainnya,” ujar Gus Fahrur.

Berita Terkait :
1
2 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:55
01:18
01:38
03:04
12:58
01:47
Viral