Universitas Indonesia menyelenggarakan program pengabdian masyarakat dengan konsep pengenalan budaya lokal Indonesia kepada siswa sekolah dasar dari Korea Selatan..
Sumber :
  • Istimewa

Universitas Indonesia Sukses Menyelenggarakan Agenda Pengenalan Budaya Tradisional Dengan Siswa Sekolah Dasar Dari Korea Selatan

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:54 WIB

Agenda dilanjutkan dengan presentasi budaya tradisional Indonesia, yakni kue tradisional dan permainan tradisional. Para siswa dan guru dari kedua sekolah tersebut diberikan kesempatan untuk mencicipi kue-kue tradisional Indonesia, seperti lemper ayam, kue ku, onde keju, kue talam tiga rasa, dan pastel ayam.

Para siswa lantas diperkenalkan dengan permainan tradisional Indonesia antara lain, congklak, bola bekel, dan permainan tali karet. Tidak hanya melakukan agenda indoor, para siswa juga diajak untuk menikmati kegiatan outdoor.

Menggunakan bis kuning khas Universitas Indonesia, para siswa beserta guru diajak untuk berkeliling kampus UI Depok. Setiap bis didampingi oleh seorang pemandu yang sekaligus penerjemah untuk memberikan penjelasan-penjelasan mengenai tempat yang dilalui. 
Agenda Cultural Echange and Global Learning: Exploring Universitas Indonesia with Jeolla and Hansol Elementary School ini diinisiasi oleh Dr. Rostineu (ketua panitia), Amelia Burhan M.A., Ph.D. (Wakil Ketua), Zaini, M.A., Dr. Adi Kristina Wulandari, S.S., M.Hum., dan Raisye Soleh Haghia, S.Hum., M.Hum.

Dr. Rostineu, selaku ketua panitia, mengaku sangat bersyukur atas kedatangan para siswa dari Korea Selatan di Indonesia. Ia dan tim berencana untuk melanjutkan acara serupa dengan sekolah-sekolah lain dari Korea Selatan di masa mendatang.

Melalui agenda ini, Dr. Rostineu berharap agar minat para siswa atau generasi muda dari Korea Selatan untuk berkunjung ke Indonesia menjadi lebih besar. Interaksi yang terbangun antara generasi muda di Indonesia dan Korea Selatan ini diharapkan mampu meningkatkan kedekatan dan hubungan bilateral antara kedua negara. Selama kegiatan, Dr. Rostineu juga mengaku kagum dengan antusiasme para peserta.

“Mereka sopan dan santun menyapa semua dosen yang bertugas dalam kegiatan pengmas (pengabdian masyarakat) ini dan ramah. (Selain itu) juga mudah diajak komunikasi sehingga interaksi di antara peserta dan tim pengmas terasa akrab. Perbedaan bahasa di antara para peserta dan tim pengmas tidak menjadi penghalang bagi kami untuk saling berkomunikasi dan interaksi,” pungkas Dr. Rostineu.(chm)

Berita Terkait :
1
2
Tampilkan Semua
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:36
02:51
08:34
05:55
01:15
02:00
Viral