- IST
Program Harapan Alam Luncurkan Beasiswa Tunas untuk Pelajar dan Mahasiswa di Mempawah Kalbar
Salah satu penerima beasiswa, Adit Pradana (16), memberikan contoh nyata bagaimana pendidikan dan pelestarian alam saling terkait. Wasandi (47), ayah Adit, seorang nelayan sekaligus aktivis pelestarian mangrove, telah mengembangkan metode inovatif menggunakan selongsong bambu untuk melindungi bibit bakau dari terpaan ombak.
Di pesisir pantai yang dipenuhi bakau muda, Wasandi menceritakan dampak perubahan lingkungan terhadap mata pencaharian mereka. "Dulu, kami bisa menangkap ikan dekat pantai. Sekarang, abrasi mengharuskan kami untuk berlayar lebih jauh, yang menghabiskan lebih banyak bahan bakar dan waktu," ujarnya.
Namun, dengan kearifan lokal, Wasandi menemukan solusi yang sederhana tetapi efektif. Dirinya menanam mangrove menggunakan selongsong bambu untuk melindungi bibit bakau dari ombak. "Setiap pohon yang tumbuh adalah harapan untuk masa depan anak-anak kami. Ketika mangrove tumbuh kuat, ikan akan kembali, dan kami tidak perlu berlayar terlalu jauh, tetap dekat dengan keluarga," ujarnya.
Adit menuturkan, Beasiswa Tunas lebih dari sekadar membantu biaya sekolahnya. “Ini tentang melanjutkan perjuangan ayah saya dalam menjaga alam. Saya ingin membuktikan bahwa pendidikan dan pelestarian lingkungan bisa berjalan seiring, saling mendukung,” kata Adit.
Beasiswa Tunas dirancang sebagai program percontohan selama satu tahun, dengan visi memberikan keberlanjutan. Jika berhasil, program ini akan dilanjutkan dengan menyasar pelajar dan mahasiswa di daerah lain. Selain dukungan pendidikan, program ini juga mencakup pendampingan keluarga dan pengembangan mata pencaharian alternatif yang ramah lingkungan, untuk memastikan kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat. (ebs)