- Istimewa
Menteri UMKM Berharap Smart Factory Training Center Dorong Pengusaha UMKM Makin Berdaya Saing
tvOnenews.com - Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman berharap Korea-Indonesia Smart Factory Training Center (SFTC) mendorong pengusaha UMKM semakin berdaya saing.
Menteri UMKM saat meresmikan Korea-Indonesia SFTC yang merupakan bagian dari proyek Official Development Assistance (ODA) di Universitas Bina Nusantara (Binus) Bekasi, Senin (2/12), mengatakan kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian UMKM, Ministry of SME's and Startups Republic of Korea dan juga Innobiz Korea.
Upaya ini bertujuan agar pelaku UMKM semakin berdaya saing dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT).
Menteri UMKM Maman mengatakan, pengusaha UMKM memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara. Indonesia unggul dalam pasar sedangkan Korea unggul dalam teknologi produksi sehingga penting untuk dapat berkolaborasi lebih lanjut.
“Indonesia membutuhkan percepatan teknologi untuk produktivitas dengan adanya bantuan hibah Pemerintah Korea dalam bentuk mesin pelatihan operasional dan pembangunan fasilitas Smart Factory Training Center. Saya yakin dan optimistis pengusaha UMKM akan mampu bersaing di pasar internasional dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional,” kata Menteri UMKM.
Indonesia dan Korea Selatan, lanjut Menteri Maman, memiliki komitmen yang kuat untuk mendorong inovasi dan teknologi di dalam proses bisnis pengusaha UMKM. Namun demikian, perlu di akui dari sisi adopsi teknologi Korea lebih adaptif dalam pemanfaatnya.
“Indonesia dan Korea Selatan memiliki komitmen yang kuat dimana Korea Selatan senantiasa mendukung usaha mikro dan kecil dalam mengembangkan teknologi baru lewat IoT dan sistem R&D yang terintregasi. Dengan mengadopsi teknologi modern, kami percaya UMKM Indonesia dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing, serta membuka peluang yang lebih besar untuk bersaing di pasar internasional,” ucap Menteri Maman.
Ia juga berharap ke depan, kerja sama antar kedua negara juga dapat lebih erat, dan juga memberikan dampak signifikan terhadap transformasi sektor UMKM di tanah air.
“ini menjadi tonggak penting dalam sejarah kerja sama bilateral kita. Semoga pusat ini mampu mencetak tenaga kerja yang unggul, mendorong UKM yang kompetitif, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Menteri UMKM.
Di tempat yang sama, Director General for Global Growth Policy, Ministry of SMEs and Startups Republic of Korea Wonyoung Choi mengatakan, Proyek ODA Smart Factory ditunjukan untuk memberikan kontribusi pada perkembangan industri di Indonesia dengan meningkatkan proses produksi UMKM di Indonesia dengan menggunakan teknologi smart yang dimiliki perusahaan smart factory di Korea.
“Dengan dukungan yang diberikan oleh Kementerian UMKM dan Universitas Binus, kita telah berhasil membuka pusat pelatihan smart factory. Kami berharap tempat ini dapat menjadi batu loncatan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja profesional smart factory di Indonesia,” kata Wonyoung Choi.
Senada disampaikan, Head of Innobiz, Gwang-cheon Jeong menuturkan, tujuan didirikannya pusat pelatihan smart factory Korea-Indonesia adalah untuk menerapkan manajemen proyek ODA dan meningkatkan kompetensi tenaga kerja.
“Sebagai pusat teknologi, tempat ini bertujuan tidak hanya untuk memberikan lebih dari pendidikan teknis biasa, melainkan memberikan kontribusi bagi industri smart factory seperti pengembangan kompetensi tenaga kerja dan ekonomi. Saya percaya bahwa tenaga kerja yang lulus dari pusat pelatihan ini akan dapat memimpin industri Indonesia dan mempunyai peran besar di panggung global,” kata Gwang-cheon Jeong.
George Wijaya Hadipoespito selaku Vice President of Higher Education Binus University menambahkan, langkah ini menandai tonggak penting dalam komitmen bersama kami terhadap inovasi dan efisiensi industri. Universitas Binus sangat bangga menjadi bagian dari kemitraan ini yang melibatkan Pemerintah Korea, Pemerintah Indonesia dan Innobiz.
“Bersama-sama, kita telah mewujudkan visi menjadi kenyataan, Pabrik Cerdas yang mewujudkan tekad kolektif kita untuk menghadapi tantangan Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0. Dengan membina kolaborasi antara akademisi dan praktisi industri, kita dapat mendorong inovasi yang berdampak dan manfaat yang luas,” kata George.(chm)