- Antara
7 Kebiasaan Buruk Ini Dapat Memicu Penyakit Stroke
tvOnenews.com - Stroke, penyakit yang bisa melumpuhkan tiba-tiba, ternyata sering kali dipicu oleh kebiasaan sehari-hari yang mungkin kita anggap sepele. Padahal, kebiasaan-kebiasaan buruk ini bisa merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko terjadinya stroke.
Apa Itu Stroke?
Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita pahami dulu apa itu stroke. Stroke adalah kondisi medis ketika pasokan darah ke otak terputus atau berkurang secara tiba-tiba. Akibatnya, sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga bisa menyebabkan kerusakan permanen.
Kebiasaan Buruk yang Memicu Stroke
Dikutip dari beragam sumber, salah satunya pafikablombokutara.org, beberapa kebiasaan buruk yang sering kita lakukan ternyata bisa meningkatkan risiko stroke. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Merokok
Rokok adalah musuh utama kesehatan, termasuk pembuluh darah. Nikotin dalam rokok menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengeras. Hal ini membuat aliran darah ke otak terhambat.
Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen. Kurangnya oksigen pada otak dapat memicu kerusakan sel-sel otak dan meningkatkan risiko stroke. Bukan hanya itu, merokok juga meningkatkan tekanan darah dan membuat darah lebih mudah menggumpal, dua faktor utama penyebab stroke.
2. Konsumsi Alkohol Berlebihan
Minum alkohol berlebihan dapat merusak hati, jantung, dan otak. Alkohol meningkatkan tekanan darah, mengganggu irama jantung, dan meningkatkan kadar lemak dalam darah, terutama trigliserida.
Kondisi ini membuat pembuluh darah menjadi lebih kaku dan meningkatkan risiko pembentukan plak. Plak yang pecah dapat memicu penggumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak, menyebabkan stroke.
3. Pola Makan Tidak Sehat
Makanan yang tinggi lemak jenuh, gula, dan garam dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Kondisi-kondisi ini merupakan faktor risiko utama stroke. Lemak jenuh dapat menumpuk pada dinding pembuluh darah, membentuk plak yang dapat menyumbat aliran darah.
Gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah kecil di seluruh tubuh, termasuk otak. Sementara itu, asupan garam yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.
4. Kurang Aktif Bergerak
Kurang berolahraga atau gaya hidup yang sedentary dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan kadar kolesterol, dan tekanan darah. Obesitas dapat memicu peradangan dalam tubuh yang merusak pembuluh darah.
Kolesterol tinggi dapat menumpuk pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Sedangkan tekanan darah tinggi dapat melemahkan dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah.
5. Stres Kronis
Stres yang berkepanjangan dapat memicu pelepasan hormon kortisol dalam jumlah besar. Hormon ini dapat meningkatkan tekanan darah, gula darah, dan kadar lemak dalam darah.
Selain itu, stres juga dapat memicu perilaku tidak sehat seperti merokok, makan berlebihan, dan kurang tidur, yang semuanya dapat meningkatkan risiko stroke.
6. Kurang Tidur
Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang mengatur tekanan darah dan peradangan. Kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung, yang merupakan faktor risiko stroke.
Selain itu, kurang tidur dapat membuat seseorang lebih mudah merasa stres dan cemas, yang dapat memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.
7. Mengabaikan Penyakit Kronis
Penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung jika tidak terkontrol dengan baik dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil dan besar, meningkatkan risiko pembentukan plak.
Hipertensi dapat melemahkan dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah. Sedangkan penyakit jantung dapat menyebabkan penggumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak.
Cara Mencegah Stroke
Untuk mencegah stroke, kita perlu mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
1. Berhenti Merokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko terbesar terjadinya stroke. Zat-zat kimia berbahaya dalam rokok merusak pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan membuat darah lebih mudah menggumpal.
Untuk mengurangi risiko stroke, langkah pertama yang paling penting adalah berhenti merokok. Jika Anda kesulitan berhenti sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, seperti konselor atau terapi nikotin.
2. Atur Pola Makan
Pola makan yang sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Konsumsilah makanan yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Batasi konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh, gula, dan garam. Makanan-makanan ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko stroke.
3. Berolahraga Secara Teratur
Olahraga secara teratur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah mengurangi risiko stroke. Olahraga membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik, dan menjaga berat badan tetap ideal.
Usahakan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari, seperti berjalan kaki, berlari, berenang, atau bersepeda.
4. Kelola Stres
Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko stroke. Untuk mengelola stres, Anda dapat mencoba berbagai teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau deep breathing.
Selain itu, luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang Anda nikmati, seperti membaca, mendengarkan musik, atau menghabiskan waktu bersama orang-orang yang Anda sayangi.
5. Cukup Tidur
Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh dan meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk stroke. Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam. Buatlah jadwal tidur yang teratur dan ciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang.
6. Pantau Kesehatan
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk memantau tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol. Jika Anda memiliki riwayat keluarga stroke atau memiliki faktor risiko tinggi, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik.
Dengan pemeriksaan kesehatan secara teratur, Anda dapat mendeteksi dini adanya masalah kesehatan dan segera melakukan tindakan yang diperlukan.(chm)