- Istimewa
Tahura Bunder, Menumbuhkan Konservasi Alam di Gunungkidul Berbasis Sinergi dan Pemberdayaan Masyarakat
tvOnenews.com - Gunungkidul Yogyakarta dikenal dengan bentang alam khas yang memiliki konservasi geopark karst warisan dunia yang kaya akan keragaman hayati dan daya tariknya tersendiri.
Salah satunya Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder, sebuah kawasan hutan konservasi yang melingkupi sepanjang tepi Jalan Raya Yogya-Wonosari di Kelurahan Gading, Kapanewon Playen, Gunung Kidul, Yogyakarta dengan luas 634,1 hektar dan bersebelahan dengan Sungai Oyo.
Diresmikan pada tahun 2012 lalu oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono 10, kini Tahura Bunder menjelma menjadi kawasan konservasi lingkungan sebagai lokasi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, koleksi kekayaan keanekaragaman hayati, wisata alam, hingga penanaman tanaman langka.
Kepala Balai Tahura Bunder, Alex Zubaidi menjelaskan dengan berjalanya waktu hutan raya Bunder terus melalukan pengembangan sesuai fungsinya yakni merupakan kawasan konservasi alam yang bertujuan untuk menjaga alam dan isinya dan dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi dan pariwisata.
"Diantaranya menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Integrasi Konservasi Lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di Taman Hutan Raya Bunder, yang diikuti mulai dari akademisi, komunitas, pelaku wisata, LSM, Pemda DIY, Keraton Yogyakarta, BRIN, kementerian ESDM, BUMN/BUMD, perusahaan swasta hingga media," jelas Alex dalam FGD yang digelar di salah satu hotel di Kota Yogyakarta, pada Sabtu, (14/12/2024).
- Istimewa
Ia menjelaskan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder direncanakan untuk dikembangkan pengelolaannya. Dulu lebih dikenal sebagai destinasi wisata alam yang ramai, kini Tahura Bunder direncanakan bertransformasi menjadi pusat konservasi dan edukasi yang lebih berkualitas. Perubahan konsep ini sejalan dengan arahan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang ingin menjadikan Tahura Bunder sebagai destinasi wisata edukatif dan berkualitas.
"Tahura Bunder kini fokus pada pembangunan kawasan konservasi yang selaras dengan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan. Kami membuka diri untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk mewujudkan tujuan bersama," ujar Alex.
"Kami ingin pengunjung tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan," tambah Alex.
Salah satu program unggulan yang tengah dikembangkan adalah pembangunan arboretum. Arboretum merupakan koleksi tanaman hidup yang ditata secara sistematis untuk tujuan penelitian, pendidikan, konservasi, dan rekreasi.
"Dengan adanya arboretum, pengunjung dapat belajar tentang berbagai jenis tumbuhan dan mengetahui peran pentingnya dalam ekosistem," jelas Alex.
Untuk mewujudkan transformasi ini, Tahura Bunder menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Ditjen Minerba Kementerian ESDM RI, Surya Harjuna, menyampaikan dukungannya terhadap upaya pelestarian lingkungan di Tahura Bunder.
"Kami berharap kolaborasi ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dan menjadi contoh bagi pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan," ujar Surya.
Surya juga menegaskan bahwa pihaknya terus mendorong implementasi kebijakan terkait pelestarian alam termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni di Tahura Bunder.
"Ya selama ini kita terus mendorong ya bagaimana mengimplementasikan program-program dan kebijakan terkait pelestarian lingkungan serta menumbuhkan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan," jelasnya.
Salah satu pembicara, Antun Puspanti dari BRIN berharap sinergitas dalam membangun kawasan Tahura Bunder tidak lepas dari bagaimana riset dan inovasi yang mampu mendukung pengembangan arboretum sekaligus pemberdayaan masyarakat. Senada hal itu, Sholeh Aminundin selaku Project Advisor menyampaikan bahwa Tahura Bunder memiliki keunikan yang bisa digali setiap potensinya. Hal itu mendasari bagaimana integrasi konservasi lingkungan melalui pembangunan arboretum dan pemberdayaan masyarakat bisa terwujud.
Sementara Kepala DLHK DIY, Kusno Wibowo mengatakan bahwa Tahura Bunder memiliki potensi besar untuk menjadi ikon konservasi di Jogja. "Kami akan terus mendorong Tahura Bunder agar semakin dikenal masyarakat luas. Melalui berbagai program dan kegiatan, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan," kata Kusno.
Menurut Kusno, dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan Tahura Bunder dapat menjadi pusat konservasi dan edukasi yang berkelas dunia. Keberadaan Tahura Bunder tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Jogja, tetapi juga bagi Indonesia secara keseluruhan.
"Kami mendorong Tahura Bunder agar lebih dikenal masyarakat, beberapa hal yang dibahas dalam FGD ini akan jadi rencana aksi dan dikolaborasikan dengan semua pihak," pungkas dia.(chm)