- Antara
Penjelasan BPKH Soal Solusi Tekan Biaya Ibadah Haji
Jakarta, tvOnenews.com - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berupaya mewujudkan biaya ibadah haji lebih terjangkau ke depannya.
Anggota Bidang Investasi Surat Berharga dan Emas, serta Analisis Portofolio BPKH, Indra Gunawan mengatakan, guna mewujudkan hal tersebut, langkah yang harus dilakukan adalah mengembangkan lahan dan bandara alternatif di Arab Saudi.
"Untuk mengatasi masalah ini, tercetus ide mengembangkan lahan dan bandara alternatif, apalagi jika ternyata ada miqat (lokasi berganti kain dan niat berihram yang dekat)," ujar Indra Gunawan dalam keterangannya, dikutip Senin (20/1).
Indra menjelaskan, durasi jemaah haji di Arab Saudi, yakni 40 hari menjadi faktor utama biaya penyelenggaraan haji menjadi mahal.
Lamanya durasi jemaah haji di Arab Saudi, karena panjangnya waktu tunggu keberangkatan dan kepulangan.
Hal itu, karena infrastruktur yang terbatas di Bandara Jeddah dan Madinah serta mesti bergantian menunggu slot kedatangan/kepulangan jamaah negara lain.
Maka, pengurangan masa tinggal menjadi salah satu opsi guna membuat biaya haji lebih terjangkau sesuai dengan rekomendasi Panja Haji DPR RI 2025.
"Selain itu, tantangan lain juga muncul akibat aksesibilitas lebih dari 17.000 pulau dan 75.000 desa di Indonesia, serta 719 bahasa yang berbeda serta tingginya jumlah jamaah yang tidak memiliki akses keuangan memadai," ujar Indra.
Sementara itu, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub RI, M. Mauludin mengatakan, bandara yang tengah dikaji itu hanya memiliki dua runway dengan kapasitas terbatas.
Selain itu, bandara itu juga hanya mampu menampung ratusan penumpang per jam, sehingga untuk kelaikudaraan bandara dan terminal haji itu perlu investasi lanjutan.
"Rencana jangka pendek yang diusulkan adanya gagasan untuk optimalisasi bandara eksisting di sana dengan sebelumnya berkonsultasi intens bersama Presiden, Kementerian/Lembaga/BUMN dan pemangku kepentingan terkait guna mengalihkan sebagian jamaah haji Indonesia ke sana sehingga mengurai titik konsentrasi tidak hanya bandara di Jeddah dan Madinah," ujarnya.
Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji Terpadu (SIHDU), Ramadhan Harisman menambahkan, alternatif lahan dan bandara baru dianggap memiliki posisi strategis sebagai zona hub pelaksanaan haji di masa mendatang.
Ramadhan pun yakin dengan dibukanya opsi lahan yang memiliki bandara dan miqat yang dekat, durasi haji bisa dipangkas menjadi lebih singkat.
"Sehingga berpotensi mengurangi biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya dan layanan haji yang lebih efektif dan efisien," ujarnya. (ant/dpi)