Proses pembuatan keris di Desa Aeng Tong-tong Sumenep Madura, Menparekraf pesan 20 buah unutk souvenir G20..
Sumber :
  • Kemenparekraf

Desa Aeng Tong-tong Diakui UNESCO Punya Empu Keris Terbanyak di Dunia, Sudah Ada Sejak Kerajaan Sumenep 300 Tahun Lalu

Sabtu, 18 Juni 2022 - 20:50 WIB

Sumenep, Jawa Timur - Indonesia patut berbangga, di tengah-tengah gencarnya arus modernisasi masyarakat Desa Aeng Tong-tong masih setia melanjutkan tradisi nenek moyang membuat keris. Pada tahun 2014 lalu, desa ini dinobatkan oleh UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia.

Nama Desa Aeng Tong-tong kembali menjadi perbincangan publik setelah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengunjungi desa yang berada di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura ini.

Bukan kunjungan biasa, Desa Aeng Tong-tong menjadi desa pertama yang dikunjungi Sandi dalam rangka memulai visitasi ke 50 desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

“Kunjungan ini sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi melalui pengembangan desa, agar tercipta lapangan kerja dan mendorong kebangkitan ekonomi sejalan dengan tujuan Presidensi G20,” tulis akun sosial media Presidensi G20 Indonesia.

Keris telah hadir sejak abad ke-19 dan menjadi senjata pamungkas para prajurit kala itu dan hingga saat ini keris masih terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Aeng Tong-tong.

Menparekraf berencana menjadikan keris asal Desa Wisata Aeng Tong-tong sebagai suvenir delegasi yang hadir pada salah satu side event Presidensi G20 Indonesia 2022.

Proses pembuatan keris memakan waktu 1-6 bulan bergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan pola yang dibuat. Menparekraf kemudian memesan sebanyak 20 buah untuk masing-masing negara G20.

Langkah ini juga sebagai upaya pemerintah untuk melestarikan keris khas Desa Aeng Tong-tong agar lebih dikenal oleh masyarakat secara luas.

Menariknya, desa ini memiliki galeri khusus yang menjadi ruang untuk menampilkan produk-produk keris. Di sana juga ditampilkan keris dari para leluhur yang telah berusia 300 tahun.

Tidak hanya itu saja, galeri ini juga diperuntukkan sebagai tempat berkumpulnya para empu, kolektor, hingga pemerhati keris.

Kemampuan Turun-temurun Membuat Keris di Desa Aeng Tong-tong
Pembuatan keris merupakan hal yang diwariskan secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang, yakni sejak masa Kerajaan Sumenep. Dahulu keris digunakan sebagai senjata untuk melawan musuh, namun seiring berjalannya waktu fungsi keris pun berubah.

Saat ini keris asal Desa Aeng Tong-tong dibuat untuk memenuhi pesanan para kolektor keris, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Salah satu hal menarik dari Desa Aeng Tong-tong yaitu terdapat ritual pencucian keris dan ziarah kubur kepada leluhur empu yang disebut dengan Penjamasan Keris.

Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pesta rakyat yang menampilkan kesenian tradisional seperti saronen (alat musik khas Sumenep, Madura) dan macapat (tembang atau puisi tradisional Jawa). (amr)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
14:16
01:26
00:54
01:08
04:33
07:01
Viral