- ANTARA
Anies Yakin Setelah Revitalisasi Warga Tak Hanya Menikmati Kota Tua yang Penuh Sejarah Tetapi Juga Melihat Masa Depan Kota Modern
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan revitalisasi kawasan Kota Tua memadukan masa lalu dan masa depan yang diproyeksikan menjadi salah satu ikon unik pariwisata Ibu Kota.
"Kami ubah menjadi kawasan pejalan kaki dan dengan begitu perjalanan di Kota Tua menjadi pengalaman karena menyaksikan kawasan unik," kata Anies pada pembukaan kawasan Kota Tua di Jakarta, Sabtu (10/9/2022) malam.
Dia menjelaskan masyarakat tak hanya menikmati Kota Tua yang penuh sejarah tetapi juga melihat masa depan kota modern.
Menurut dia, kota modern lebih menekankan mobilitas yang rendah emisi karbon sehingga pengunjung mengandalkan transportasi umum massal di antaranya dilayani TransJakarta dan Kereta Rel Listrik (KRL) melalui Stasiun Jakarta Kota.
Di kawasan itu, lanjut dia, juga sedang dibangun proyek transportasi umum massal yakni Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Fase 2A yang nantinya menyambungkan Lebak Bulus-Bundaran HI yang sudah lebih dulu berkoneksi MRT, kemudian tersambung ke kawasan Kota Tua.
Anies menjelaskan proyek MRT fase 2A memiliki panjang 6,3 kilometer yang terdiri dari tiga paket kontrak dan diperkirakan selesai pada 2028.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menambahkan adapun yang direvitalisasi di kawasan itu yakni pengendalian banjir kanal di Museum Bahari, penataan Kali Besar Timur, pedestrian di Jalan Lada dan Plaza Beos.
Selanjutnya, revitalisasi Pasar Heksagon yang saat ini sedang dikerjakan dan pembangunan Kampung Susun Kunir, Kampung Susun Tongkol, dan Kampung Akuarium yang sudah diresmikan.
Revitalisasi kawasan Kota Tua terdiri dari penataan trotoar untuk pejalan kaki hingga penertiban pedagang kaki lima (PKL).
Pelebaran trotoar pada sejumlah ruas jalan, yakni Jalan Ketumbar, Jalan Kemukus, dan Jalan Lada Dalam.
Jalan di depan Stasiun Jakarta Kota yang sebelumnya akses kendaraan dan banyak PKL, kini menjadi kawasan pejalan kaki.
Sebelumnya, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengungkapkan revitalisasi kawasan Kota Tua menelan biaya Rp65 miliar.
Anggaran itu, kata dia, di antaranya untuk membangun trotoar dan fasilitas pendukung lainnya seperti shelter bus TransJakarta, air mancur, dan lampu jalan.
Ia menambahkan anggaran tersebut bukan berasal dari APBD Jakarta, melainkan melalui skema surat persetujuan penunjukan penggunaan lokasi atau lahan (SP3L).
Skema SP3L merupakan kewajiban bagi pihak pengembang atau swasta yang membangun kawasan pada lahan di atas 5.000 meter persegi di ibu kota.
Kawasan Kota Tua Jakarta (tim tvOnenews)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kawasan Kota Tua di Jakarta Utara akan dirancang sebagai bagian dari kota masa depan.
“Kawasan Kota Tua kita namai Kawasan Batavia. Namanya mencerminkan masa lalu tapi konsepnya mencerminkan masa depan,” kata dia dalam pembukaan kembali Kawasan Kota Tua di Plaza Beos, Jakarta, Sabtu.
Pihaknya mengkonversi kawasan Kota Tua yang sebelumnya diperuntukkan kendaraan motor atau mobil menjadi untuk pejalan kaki dan pesepeda.
Anies mengatakan sejak Februari 2021, Pemprov DKI telah menerapkan kebijakan low emission zone (zona emisi rendah) di kawasan Kota Tua sebagai upaya menciptakan kota masa depan.
“Kita ingin membangun kawasan ini sebagai satu kesatuan, di mana pejalan kaki diutamakan. Jadi jalan ke sini tidak ada strata,” ucapnya.
Dia mengharapkan masyarakat bisa datang ke Kawasan Kota Tua tanpa menggunakan kendaraan pribadi, tetapi memanfaatkan kendaraan umum baik memakai kereta api yang berhenti di Stasiun Jakarta Kota maupun di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Sehingga, masyarakat dapat merasakan suasana masa depan dengan udara yang bersih mengingat pejalan kaki dan pesepeda difasilitasi.
“Jadi lengkap sebagai kawasan perkotaan. Luasnya sekitar 600 hektar dan ini dikerjakan sama-sama, tanpa kolaborasi ini tidak mungkin terjadi,” ungkap Anies.
Menurut Anies, revitalisasi kawasan Kota Tua dari hasil kolaborasi pemilik aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, BUMN yang memiliki aset di area tersebut, dan TNI yang memiliki banyak fasilitas peninggalan Belanda dan kini digunakan oleh institusi angkatan bersenjata tersebut.
Ketiga unsur tersebut dinilai bekerja sama membangun Kawasan Kota Tua dengan konsep yang modern, sehingga diharapkan bisa menggerakkan perekonomian dan menjadi model tata kelola kawasan bersejarah.
“Tadi baru saja (ada laporan) bahwa Kampung Susun Kunir diresmikan. Kampung Susun Kunir ini menjadi kampung di dalam Kota Tua yang juga dikelola secara modern, dan ini babak baru untuk kita semua,” ujar Anies. (rpi/ant/put)