- Istimewa/Tangkapan Layar Isntagram
Usai Tragedi Kanjuruhan, Seorang Emak-emak Bakar Atribut Arema FC, Netizen Malah Komentar Begini
Jakarta - Usai tragedi di Stadion Kanjuruahan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Beredar video dengan durasi beberapa detik di media soaial, yang menayangkan seorang emak-emak membakar atribut Arema Malang FC. Dari tayangan video yang beredar di media sosial instagram itu, seorang emak-semak mengekan daster merah membakar satu di antara atribut Arema FC berupa syal.
Kemudian, dari video itu tampak seorang lelaki dipinta seorang emak-emak tersebut untuk memegang syal tersebut sehingga emak-semak itu menghidupkan macis, lalu membakar atribut tersebut.
Selain itu, emak-emak itu juga mengatakan, "Hey anakku wes nggak usah arema-aremaan. Bakar iki (syal Arema FC) wes nggak usah bal-balan,” ucap emak-emak tersebut dikutip tvonenews.com dari pemilik akun media sosial instagram sedulur_solo, Selasa (4/10/2022).
Video yang beredar hingga viral di media sosial tersebut pun menuai komentar para netizen. Satu di antara netizen yang mengomentari, yakni pemilik akun isntagram, rahmaddepe, yang menuliskan,
"1 hal yang bisa dipetik di sini. Mungkin si emak mewakili seluruh emak-emak di Indonesia yang khawatir kalau kejadian kemarin menimpa anaknya," tulisnya di dalam kolom komentar.
Selain itu, pemilik akun instagram muhxglng malah mengkritik tayangan video tersebut dan pemilik akun muhxglng menyayangkan adanya video tersebut.
"Malah gawe (buat) gaduh postingan mu i. kudune luweh (harusnya lebih) paham situasi. wes ben kui urusane (biarin itu urusannya) mereka yang mungkin mulai membenci sepak bola akibat kejadian kemarin. tapi mbok tulung koe rasah nambahi gaduh dengan memposting koyo ngono (tapi coba tolong nggak usah nambahi kegaduhan dengan memposting seperti itu). ra mutu sue-sue (lama-lama nggak bermutu)," tulisnya dalam komentar.
Seperti diketahui, tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) yang menelan korban jiwa 125 orang dan 323 orang mengalami luka.
Kemudian imbas dari tragedi tersebut, 10 amggota polisi dicopot Kapolri. Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan bahwa keputusan untuk menonaktifkan Kapolres Malang tersebut tertuang dalam Surat Telegram Nomor ST 20 98 X KEP 2022. Ferli dimutasi sebagai Perwira Menengah (Pamen) Sumber Daya Manusia (SDM) Polri.
"Malam ini, Kapolri mengambil satu keputusan, memutuskan untuk menonaktifkan sekaligus mengganti Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat," kata Dedi.
Dedi menjelaskan keputusan untuk menonaktifkan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat itu setelah dilakukan analisa dan evaluasi dari tim investigasi yang dibentuk Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Menurutnya, Ferli digantikan AKBP Putu Kholis Arya yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Polda Metro Jaya.
"Ferli Hidayat dimutasikan sebagai Pamen SSDM Polri dan digantikan AKBP Putu Kholis Arya," katanya.
Ia menambahkan sesuai dengan perintah Kapolri, Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta juga menonaktifkan jabatan Komandan Batalyon (Danyon), Komandan Kompi (Danki), dan Komandan Peleton (Danton) Brigade Mobile (Brimob).
"Sesuai dengan perintah Kapolri, Kapolda Jatim juga melakukan langkah yang sama. Melakukan penonaktifan, jabatan Danyon, Danki, dan Danton Brimob sebanyak sembilan orang," katanya.
Nama-nama yang dinonaktifkan tersebut adalah:
-AKBP Agus Waluyo SIK (danyon)
-AKP Hasdarman (dankie)
-Aiptu Solikin (danton)
-Aiptu Samsul (danton)
-Aiptu Ari Dwiyanto (danton)
-AKP Untung (dankie)
-AKP Danang (danton)
-AKP Nanang (danton)
-Aiptu Budi (danton)
Selanjutnya diketahui, pada Sabtu (1/10) terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah "flare" dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut yang pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Berdasarkan data terakhir tercatat korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 125 orang. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka. (Aag)