- VIVA/ Foe Peace Simbolon
Melayat ke Rumah Korban Anies Baswedan Sebut Pemprov DKI akan Perbaiki Bangunan MTsN 19 yang Jebol
Sri menjelaskan kala itu tinggi muka air mulai meningkat hingga seukuran betis orang dewasa.
Berjalannya waktu, tinggi muka air terus meningkat sekira tinggi dada orang dewasa.
Dirinya pun memutuskan untuk menyelamatkan sejumlah barang yang berada di ruang Kepala Sekolah MTSN 19 Jakarta.
"Begitu guru piket bilang anak-anak jangan berenang, saya tinggal ke ruang TU karena saya menyelamatkan barang di TU, air baru sedengkul," ungkapnya.
Sejumlah pramubakti yang sibuk menyelamatkan barang-barang tak sadar jika air bah datang secara tiba-tiba menghantam bangunan dari sekolah itu.
Lantas terdengar suara gemuruh bak gempa bumi yang sengat keras dan teriakan sejumlah warga lingkungan sekolah.
Ia pun bersama pramubakti dan sejumlah guru yang berada di ruang Tata Usaha (TU) terjebak akibat tinggi air sekira dada orang dewasa.
"Setelah itu saya kembali ke ruang guru dan karena saya selamatkan barang guru dan setelah itu begitu air bah langsung gitu kaca pecah dan seperti di bawah kaki seperti terjadi gempa. Saya enggak tahu di belakang ruang guru terjadi tembok rubuh," ungkap Sri.
"Guru kabur dari jendela, dan saya selamatkan Kepsek karena dia enggak tahu air bah ke ruang dia, kita rusak pintu juga," sambungnya.
Saat itu pula suara teriakan dan tangisan dari warga lingkungan sekolah mewarnai insiden air bah yangerobohkan tembok gedung sekolah MTSN 19 Jakarta.
"Tidak ada suara teriak siswa tapi guru yang teriak Allahu Akbar. Sangat trauma ya pak, saya rasa sendiri suara retakan kaca seperti gempa, sampai kami dan guru ucap Allahu Akbar, ternyata dari pintu belakang satu dari arah kiri sana satu depan satu dapur satu ada empat pintu, begitu posisi arah kiblat seperti kami didorong air, saya duluan bersama guru Akidah Akhlak keluar, jadi guru keluar memecahkan kaca," ungkapnya.